TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti keamanan dunia maya menemukan adanya potensi serangan terhadap aplikasi Snapchat yang diakses lewat ponsel pintar. Serangan ini membuat ponsel tidak dapat bekerja untuk sementara waktu.
Jaime Sanchez, konsultan perusahaan telekomunikasi Spanyol, Telefonica, bersama peneliti lain memaparkan temuan itu setelah melakukan uji coba pengiriman ribuan pesan lewat akun Snapchat. Banjir kiriman pesan mengakibatkan kegagalan sistem yang terjadi hanya dalam hitungan detik.
Token pesan yang terdiri atas kode-kode akan otomatis memverifikasi identitas pemiliknya ketika mengirimkan pesan. Kode itu selanjutnya digunakan peretas untuk mengirimkan pesan baru secara massal lewat komputer berteknologi canggih.
Sanchez menyebutkan metode itu sama seperti yang digunakan oleh spammer untuk mengirimkan pesan pengganggu secara serentak ke banyak pemilik akun surat elektronik. "Cara ini juga bisa digunakan untuk menyerang individu secara spesifik," katanya, seperti dikutip Canberra Times, Senin, 10 Februari 2014.
Dia mendemonstrasikan metode itu dengan mengirimkan seribu pesan sekaligus lewat akun Snapchat. Uji coba dilakukan terhadap iPhone dan ponsel Android. Dalam waktu lima detik, iPhone yang menerima pesan tersebut hang dan otomatis mati. Menariknya, ponsel Android masih bertahan namun berjalan lebih lambat. Sayang, Sanchez tidak mengungkapkan alasan terjadinya perbedaan tersebut.
Dia menolak meminta konfirmasi dari Snapchat perihal ancaman ini. Alasannya, selama ini Snapchat dianggap acuh tak acuh terhadap keamanan para penggunanya. "Snapchat tidak menghargai komunitas pemerhati keamanan dunia maya," ucap Sanchez.
Akhir Desember lalu, jutaan data pribadi milik pengguna Snapchat diretas oleh kelompok anonim. Lembaga keamanan dunia maya, Gibson Security, sebenarnya sudah mengingatkan perihal pembobolan data itu, namun Snapchat tidak mengindahkannya.
Selain dikritik karena lalai terhadap sistem keamanan, Snapchat dituding tidak berpihak ke penggunanya. Sesaat setelah terjadinya peretasan, Chief Executive Snapchat Evan Spiegel justru menolak minta maaf.
CANBERRA TIMES | SATWIKA MOVEMENTI
Berita terkait
Lowongan Supir Transjakarta, Ini Syaratnya
Transjakarta Buka Lowongan 1.500 Sopir
Video: Tinjau Bus Baru, Jokowi dan Hatta Rajasa Naik Bus Transjakarta
Masih Pincang di Jalur Bus Khusus
Gas Tak Dibayar, Busway Terancam