TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan rasio kredit bermasalah, atau non-performing loan, Bank Mandiri naik 0,12 persen menjadi 0,58 persen pada 2013. Kenaikan rasio kredit bermasalah tersebut disebabkan oleh kondisi makro ekonomi pada tahun itu tidak sebaik 2012.
"Kondisi ekonomi tersebut menyebabkan kenaikan laba perseoran pada 2013 tidak sebesar tahun sebelumnya. Pada 2012, pertumbuhan laba perseroan mencapai 20 persen, sedangkan pada 2013 hanya 17 persen," kata Budi ketika ditemui seusai pemaparan laporan keuangan triwulan IV tahun 2013 PT Bank Mandiri, Senin, 10 Februari 2014.
Namun Budi mengatakan kredit Bank Mandiri ke sektor produktif tumbuh 23,3 persen. Tahun lalu Mandiri mengucurkan Rp 360,4 triliun dengan pertumbuhan kredit investasi 17 persen dan kredit modal kerja 27,4 persen. Sektor listrik gas dan air mencatat akselerasi pertumbuhan 22,6 persen, sementara sektor perdagangan, restoran, dan hotel tumbuh 26,8 persen.
Menurutnya, kenaikan penyaluran kredit terjadi di seluruh bisnis dengan pertumbuhan tertinggi pada segmen mikro yang mencapai 42,3 persen, atau senilai Rp 27 triliun. Jumlah nasabah kredit mikro juga meningkat dari 315,4 ribu orang pada 2012 menjadi 349,6 ribu nasabah tahun lalu. "Kredit yang tersalurkan untuk segmen UMKM tumbuh 18,2 persen menjadi Rp 64,6 triliun," ujar Budi.
Bank Mandiri juga turut menyalurkan pembiayaan khusus dengan skema penjaminan pemerintah, yaitu melalui penyalurkan kredit usaha rakyat (KUR). Jumlah nasabah KUR pada 2013 meningkat 40,4 persen menjadi lebih dari 295 ribu peminjam senilai Rp 14,45 triliun.
GALVAN YUDISTIRA
Terpopuler:
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?
Gadis Ini Nekat Cuit Foto Selfie Bugilnya
Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow
Busway Baru Jokowi dari Cina Barang Bekas?
Ratusan Permintaan Cina, KPK Hanya Minta Anggoro
Arsenal Kalah, Wenger Jatuh Terpeleset