TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines Asep Ekanugraha membenarkan maskapai penerbangannya dalam kondisi sulit untuk membayar gaji para karyawan. Karena itu, Asep memaklumi bila beberapa karyawan maupun pilot memilih hengkang dibanding bertahan di Merpati.
“Kami sadar manajemen sedang alami keterbatasan melayani karyawan. Ini bukan disengaja atau kesewenangan (tidak membayar gaji),“ kata Asep di Jakarta, Senin, 10 Februari 2014. (Baca juga: Strategi Merpati untuk Bisa Terbang ke Jeddah)
Dia mengatakan tak bisa menahan para pilot yang ingin mengundurkan diri. Menurut dia, setiap pilot mempunyai pilihan masing-masing, dan itu dimaklumi oleh manajemennya. “Tapi berapa jumlahnya apakah benar 50 pilot, mesti dicek lagi,” kata Asep. (Lihat juga: Road Map Penyelamatan Merpati Sudah Ada Sejak 2012)
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pilot Merpati (APM) Sardjito mengatakan jumlah pilot Merpati saat ini 178. Namun sejak tidak mendapat hak-haknya, sebagian dari mereka mengundurkan diri. "Lebih dari 50 orang yang keluar. Kami tidak bisa mencegah karena mereka butuh hidup," kata Sardjito saat konferensi pers di gedung Badan Search and Rescue Nasional, Jakarta, Jumat, 7 Februari 2014. (Berita terkait: DPR Tuding Dahlan Tanggung Jawab Soal Merpati)
Sardjito menyatakan sedih karena Merpati yang telah dianggap oleh pilot sebagai tempat menggantungkan hidup tidak dapat diandalkan lagi. "Kami tidak bisa menggantungkan hidup di rumah kami sendiri," katanya.
ANANDA PUTRI
Berita Lain:
Komitmen Freeport Bangun Smelter Terus Ditagih
Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 4.000
Strategi Merpati untuk Bisa Terbang ke Jeddah
Tingkat On Time Performance Merpati Paling Rendah