TEMPO.CO, Singapura – Ketidakhadiran militer Indonesia dalam Singapore Airshow yang akan dimulai hari ini semakin menguatkan ketegangan hubungan antara kedua negara ini sejak sengketa penamaaan KRI Usman Harun.
Meski demikian, Singapura berharap masalah ini tidak mengganggu hubungan bilateral antara keduanya. “Saya berharap para pemimpin Indonesia tidak akan mengorbankan hubungan bilateral. Kita harus berhati-hati membangunnya,” kata Menteri Pertahanan Chan Chun Sing, seperti dikutip Reuters. (baca: Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow)
Para pemimpin militer Indonesia batal menghadiri Singapore Airshow, pameran dirgantara terbesar di Singapura. Pembatalan ini terkait dengan protes Singapura atas penamaan kapal Republik Indonesia Usman Harun. Singapura menilai kapal tersebut menggunakan nama tokoh yang dianggap penjahat oleh Singapura karena telah melakukan pengeboman di MacDonald House hingga menewaskan tiga orang. (Baca: Aksi Heroik Asal Mula Nama KRI Usman Harun)
Namun, bagi Indonesia kedua tokoh ini, Usman dan Harun Said, merupakan pahlawan yang telah membantu Indonesia dalam konfrontasi dengan Malaysia pada 1965 lalu. Penamaan ini dianggap wajat untuk memberikan penghargaan kepada keduanya.(Baca: Tragedi di Balik Penamaan KRI Usman Harun) dan (baca: Di Balik Ziarah PM Singapura ke Makam Usman-Harun)
Pada tahun lalu, hubungan Singapura dan Indonesia juga diuji terkait dengan kebakaran hutan Indonesia yang berimbas ke Singapura. Singapura marah sebab sebagian besar wilayahnya diselimuti kabut. Singapura menuding Indonesia tidak tegas dalam menghadapi masalah ini, sedangkan Indonesia justru menganggap Singapura bersikap terlalu "kekanak-kanakan". (Baca: Panas-Dingin Hubungan RI-Singapura).
REUTERS | ANINGTIAS JATMIKA
Berita terkait
Soal Usman Harun, Panglima TNI Batal ke Singapura
Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow
Tim Jupiter Batal Tampil di Singapore Airshow
Hajrianto: Singapura Tak Punya Empati
Di Balik Ziarah PM Singapura ke Makam Usman-Harun