TEMPO.CO, Jakarta - Meski pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat masih dikhawatirkan, ramainya aksi beli investor asing berhasil mendorong bursa saham dalam negeri menguat terbatas. Indeks harga saham gabungan yang sudah berada di zona hijau sejak pembukaan pagi ditutup menguat 19,44 poin (0,44 persen) pada level 4.470,19.
Kepala riset PT Recapital Securities, Agustini Hamid, menyatakan kenaikan indeks tersebut memang banyak didukung maraknya aksi beli investor asing. Tingginya ekspektasi atas suku bunga acuan (BI Rate) yang tak berubah membuat pelaku pasar tak ragu mengoleksi saham-saham sektor perbankan dan properti. “Karena inflasi inti (core inflation) tetap terkendali, besar kemungkinan BI Rate takkan berubah,” kata Agustini, Selasa, 11 Februari 2014.
Tak ayal lagi, ekspektasi tersebut membuat saham-saham perbankan memimpin laju indeks hingga sore hari. Saham Bank Mandiri menjadi penggerak utama indeks dengan penguatan 2,29 persen ke Rp 8.950 per lembar, disusul BRI yang naik 1,15 persen ke Rp 8.800 per lembar.
Adapun kinerja positif emiten properti belakangan juga membuat minat beli saham sektor saham tersebut meningkat. Di lantai bursa, indeks sektor saham properti melaju paling dominan, yakni 1,63 persen.
Saham yang berpindah tangan hingga akhir perdagangan mencapai 3,96 miliar lembar saham senilai Rp 4,97 triliun, dengan frekuensi 293,51 ribu kali transaksi. Investor melakukan pembelian bersih Rp 533,85 miliar.
MEGEL JEKSON
Terpopuler:
Mengapa Bos Sritex Lukminto Masuk Islam?
Reaksi Anggito Saat Dilapori Korupsi Dana Haji
Kasus Sisca Yofie, Ini Kesaksian Istri Terdakwa
Empat Pesepak Bola Wanita Iran Ternyata Lelaki
Flappy Bird Akhirnya Dimatikan
Soal Usman-Harun, Menteri Singapura Menolak Lupa