TEMPO.CO, Jakarta - Aksi beli investor terhadap aset berisiko di pasar berkembang menjadi katalis yang melemahkan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Di pasar uang hingga pukul 11.30 WIB, rupiah ditransaksikan menguat pada kisaran 10.163 per dolar AS. Mengendurnya tekanan dolar terhadap sebagian besar mata uang Asia dimanfaatkan oleh rupiah untuk menguat.
Rebound yang terjadi di bursa Asia setelah terkoreksi kemarin menjadi pendorong aksi beli investor asing. Di pasar saham domestik, nilai transaksi beli investor asing telah mencapai Rp 1 triliun sejak kemarin.
Kinerja positif dari laporan keuangan emiten perbankan mendorong aksi beli investor asing, terutama pada saham-saham Bank Mandiri dan BRI. "Kinerja beberapa bank besar pada laporan keuangan 2013 mencatatkan laba bersih di atas 14 persen, bahkan ada yang 25 persen, dibandingkan tahun 2012," kata Lana Soelistianingsih, ekonom dari PT Samuel Aset Manajemen.
Di sisi lain, Lana mengatakan sentimen positif dari keputusan badan legislatif AS untuk menambah batas utang pemerintah menjadi US$ 12,7 triliun turut mendorong optimisme di pasar. "Pasar merespons positif keputusan tersebut," ujar Lana.
Meski demikian, pelemahan dolar diperkirakan masih akan tertahan menjelang pidato gubernur bank sentral AS (The Fed) yang baru, Janet Yellen, nanti malam waktu AS.
Mata uang Asia cenderung menguat hingga siang ini. Dolar Singapura menguat 0,17 persen, yen Jepang menguat 0,11 persen, rupee India menguat 0,02 persen, dan baht Thailand menguat 0,05 persen.
PDAT | M. AZHAR
Berita Terpopuler
Ahok Soal Busway: Enggak Kena Laut Kok Karatan?
Jokowi Diminta Audit Busway 'Baru tapi Bekas'
Busway Baru Rusak, Ahok Naik Pitam
Kantor Importir Bus Transjakarta tanpa Aktivitas