Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Rinta, Gadis Tunanetra yang Rajin Bikin Novel  

image-gnews
TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Menjadi tunanetra bukan penghalang bagi Latifah Maurinta Wigati untuk menulis artikel, cerita pendek, dan novel. Siswi SMAN 6 Bandung berusia 16 tahun itu baru saja meraih juara pertama lomba penulisan artikel tentang energi alternatif. "Sekarang lagi bikin novel serial, juga mau difilmkan," katanya saat ditemui Tempo di sela jam istirahat sekolah, Selasa, 11 Februari 2014.

Siswi berkerudung yang biasa disapa Rinta itu baru saja mendapat piala dan hadiah uang Rp 6 juta saat peringatan Hari Pers Nasional di Bengkulu, 8 Februari lalu. Saat ditanya juri terkait dengan artikelnya tentang gas yang tidak efisien sebagai energi alternatif, ia mengaku kesulitan menjawab. "Menurut saya, tidak efisiennya karena masalah korupsi, sebagai contoh kasus yang terjadi SKK Migas itu," ujar gadis bertubuh mungil itu.

Jawaban itu menurut dia tidak asal meluncur karena dia mengetahui perkembangan kasus tersebut dari berita di radio, televisi, juga Internet. Di rumah, komputernya dipasangi perangkat lunak JAWS (Job Access With Speech) 13 yang memungkinkan Rinta mendengarkan isi tulisan. "Sejak kelas 6 SD saya sudah suka menulis," kata bungsu dari tiga bersaudara tersebut.

Karangan cerita pendek sering ia kirim ke majalah Gema Braille. Adapun esai atau artikel ia pasang di blog hingga 2011. Selebihnya ia lebih sibuk menulis novel. Karya pertamanya berjudul Kematian Tidak Mengakhiri Cinta (2011), lalu buku Please Don t Leave Me, My Brother. Pada buku terbitan Mizan yang dicetak berdasarkan permintaan atau pesanan sejak 2012 itu, ia memakai nama Rinta. Tahun lalu, meluncur bukunya yang lain, The Power of Sacrifice, dan novel serial I love You Because Allah setebal 633 halaman. "Ceritanya tentang kawan-kawan yang bersekolah di sini," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bel sekolah berbunyi, tanda waktu istirahat tengah hari selama 15 menit berakhir. Rinta gelisah dan pamit ingin segera kembali ke kelas untuk bergabung dengan kawan-kawannya di kelompok nasyid. Ia berjalan sendiri ke lantai dua tanpa ditemani kawannya seperti saat datang ke ruang tamu sekolah. Menurut guru bimbingan dan konseling sekolah, Lilia Aisyah, Rinta tergolong siswi aktif. "Dia ikut empat kegiatan ekstrakurikuler dan sempat ikut latihan baris-berbaris kelompok pasukan pengibar bendera," ujarnya.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

6 Oktober 2018

Direktur Seni Nuit Blanche, Sean C.S Hu menyampaikan program Nuit Blanche ketiga di kota Taipei, Taiwan, 4 Oktober 2018.  Martha Warta Silaban/TEMPO
500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

Berbagai pertunjukan seni seperti musik juga akan ditampilkan di Nuit Blanche Taiwan, termasuk dari para tenaga kerja Indonesia.


Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

4 November 2017

Meme Setye Novanto. twitter.com
Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

Apapun saat ini bisa dijadikan meme. Perbincangan meme kembali hangat setelah penangkapan seorang pembuat meme tentang Ketua DPR Setya Novanto


Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

9 Agustus 2017

Seniman Teguh Ostenrik tengah mempersiapkan karyanya yang akan dipajang di Kalijodo. Foto: Gino Hadi Franky
Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

Karya instalasi ini masih dalam proses pembuatan. Karya ini
rencananya dipasang akhir September mendatang.


Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

31 Juli 2017

Ilustrasi wanita membuat video. shutterstock.com
Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

Seni video yang dinilai memiliki perkembangan cukup bagus di Indonesia diharapkan segera mempunyai pasar.


Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

18 Juli 2017

I Putu Sunarta dan dua gitar Divart karyanya jenis akustik dan elektrik. Lokasi di rumahnya, Banjar Dukuh, Desa Penebel, Tabanan, Bali, Selasa, 11 Juli 2017/BRAM SETIAWAN
Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

Lama menekuni seni ukir, I Putu Sunarta kini dikenal sebagai
pembuat gitar bermerek Divart di Bali.


Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

12 Februari 2017

Buku - Arie Smit, Maestro Pemburu Cahaya.  Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)
Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

Buku biografi pelukis Arie Smit yang ditulis Agus Dermawan T.
terbit.


Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

16 November 2016

Direktur Museum Van Gogh, Axel Rueger (kiri), berpose di samping lukisan
Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

Buku Sketsa The Lost Arles yang baru dirilis internasional disebut memuat 56 sketsa karya maestro lukis Vincent Van Gogh.


Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

25 Oktober 2016

Seniman asal Jogja, Gatot Indrajati. idchinaart.org
Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

Seniman asal Yogyakarta Gatot Indrajati mendapat penghargaan UOB Painting of the Year 2016.


Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

25 Februari 2016

Ratna Riantiarno memotong tumpeng usai menggelar persiapan pementasan lakon
Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

Punya pemain dan penonton setia. Tetap harus berjuang menjadi
teater yang disukai masyarakat.


Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

5 Januari 2016

TEMPO/Tony Hartawan
Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

Nahas menerpa Monumen Dirgantara di Pancoran. Monumen itu dibangun Edhi Sunarso pada 1970, pada saat kekuasaan Soekarno sudah lemah.