TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei Lembaga Survei Indonesia dan International Foundation for Electoral Systems memperlihatkan lebih dari setengah publik mengaku tak tertarik pada politik. Angka ini tak berbeda jauh dengan hasil survei pada Maret 2009 jelang Pemilu 2009, yakni sebesar 50 persen.
"Tetapi 90 persen responden mengatakan akan menggunakan hak pilih pada Pemilu 2014," kata Rakesh Sharma, Director Applied Research IFES, di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2014. Dia sendiri tak yakin angka partisipasi akan setinggi ini. Soalnya, jumlah golongan putih meningkat dari Pemilu 1999 hingga Pemilu 2009.
Survei dilakukan pada 17-30 Desember 2013 terhadap 1.890 responden di seluruh provinsi secara proporsional. Over sampling dilakukan di Aceh, Maluku, Papua, dan Papua Barat. LSI melakukan pembobotan data berdasarkan usia, wilayah, dan jenis kelamin agar bisa dijadikan sebagai pendapat umum masyarakat.
Dari hasil survei, hanya 36 persen responden yang mengaku tertarik pada politik. Sedangkan yang menyatakan sangat tertarik sebesar 6 persen. Survei IFES juga menunjukkan sebanyak 52 persen responden menyatakan hanya mendapat sedikit informasi mengenai pemilu. "21 persen menyatakan tak memiliki informasi sama sekali," kata dia.
Rata-rata responden menjawab memerlukan informasi mengenai pendaftaran pemilih, partai politik peserta pemilu, calon legislator, visi-misi dan program partai, informasi waktu pemilihan, proses pemberian suara, dan proses penghitungan suara.
Awal Januari lalu, survei lembaga Cirus Surveyors Group menyimpulkan mayoritas publik masih belum percaya bahwa partai politik sudah bekerja maksimal dalam menjalankan fungsinya menjelang Pemilihan Umum 2014. Publik dinilai tak merasakan keberadaan partai politik dalam penegakan demokrasi, penyerapan aspirasi masyarakat, dan menjadi mesin pencetak kepemimpinan nasional.
WAYAN AGUS PURNOMO
Terpopuler:
Bagaimana Upaya Terakhir RI Bebaskan Usman-Harun?
Gadis Ini Nekat Cuit Foto Selfie Bugilnya
Buntut Usman Harun, RI Mundur dari Singapore Airshow
Busway Baru Jokowi dari Cina Barang Bekas?