TEMPO.CO, Kuningan - Ketua Komisi Pemilihan Umum Husni Kamil Manik mengatakan pemilihan legislatif 9 April 2014 membutuhkan 1,2 juta botol tinta untuk tanda di jari pemilih. Tinta tersebut harus selesai paling lambat 15 Februari 2014.
Hal itu dikatakan saat meninjau pabrik pembuatan tinta milik CV Tridaya Pratama di Jalan Januar Nomor 25, RT 01 RW 01, Kecamatan Jalaksana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, pada Senin, 10 Februari 2014.
"Ini salah satu pabrik pemenang tender yang mampu memenuhi kuota 25 persen untuk 11 provinsi," katanya. Tinta buatan pabrik di Kuningan ini akan didistribusikan ke Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu. Selain pabrik di Kuningan, ada pabrik lain yang juga membuat tinta pemilu, yakni di Jakarta, Cileungsi, Bogor, dan Sidoarjo.
Husni memuji tinta buatan pabrik di Kuningan karena meskipun sudah dicuci, tinta bisa tahan selama tiga hari. Tinta ini memenuhi standar pemilu karena telah melalui berbagai uji coba dan aman bagi tangan, sehingga bisa jadi tanda di jari pemilih.
Namun tinta tersebut bisa saja hilang dengan cara menggosoknya, tapi masih terlihat bekasnya. "Kepada masyarakat dan petugas, agar pemilih mencelupkan jarinya lebih dari kuku," ujar Husni sambil mencontohkan mencelup jarinya.
Menurut dia, tinta untuk Provinsi Nangroe Aceh Darussalam sudah dikirim karena termasuk titik paling rawan dan terjauh. Kemudian tinta akan dikirim ke daerah lainnya.
Di tempat yang sama, Direktur CV Tridaya Pratama Maman Resmana mengatakan dalam sehari, perusahaannya mampu memproduksi sekitar 33 ribu botol tinta ukuran 30 mililiter. Pabrik rumahan ini menerima pesanan KPU sejak 25 Januari 2014 dan ditargetkan selesai 15 Februari.
"Order yang kami kerjakan 280 ribu botol untuk dikirim ke Pulau Sumatera dan Provinsi Banten. Tanggal 29 Januari lalu sudah dikirim ke Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Sekarang siap mengirim ke Kepulauan Riau dan Bangka Belitung," kata Maman.
DEFFAN PURNAMA