TEMPO.CO, Pekanbaru - Kabut asap yang menyelimuti Pekanbaru mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. Kabut asap semakin tebal pada pukul 10.00 WIB dengan jarak pandang menurun 1.000 meter.
Akibatnya, tiga penerbangan menuju Pekanbaru terpaksa mengalami keterlambatan selama 30 menit. Sedangkan dua penerbangan lainnya batal terbang. "Kabut asap semakin tebal siang ini, bandara terhalang asap," kata Duty Manajer Bandara SSK II Baiquni kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2014. (Baca juga: Riau Masih Berasap, Aktivitas Bandara SSK Normal)
Tiga maskapai yang mengalami keterlambatan adalah Garuda Indonesia dari Jakarta menuju Pekanbaru, Sky Avision dari Malaka menuju Pekanbaru, dan Air Asia dari Bandung menuju Pekanbaru. Selain itu, Lion Air dari Batam dan Lion Air dari Jakarta menuju Pekanbaru batal melakukan penerbangan ke Pekanbaru.
Sedangkan jadwal penerbangan dari Pekanbaru masih berjalan lancar. Menurut Baiquni, jarak pandang 1.000 meter merupakan ambang batas melakukan penerbangan. Jadwal keberangkatan terganggu jika jarak pandang di bawah 1.000 meter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pekanbaru menyebutkan Satelit Tera dan Aqua mendeteksi kemunculan 24 titik panas (hotspot) berindikasi peristiwa kebakaran hutan dan lahan di Riau. Jumlah ini cenderung menurun dari hari sebelumnya, yakni 81 titik api. Meski demikian, kabut asap masih tampak menyelimuti Riau. "Titik api itu pantauan satelit pada pukul 5 pagi tadi," kata analis dari BMKG Pekanbaru, Ibnu Amirudin, kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2014.
Menurut Ibnu, penyebaran titik api terbanyak di Meranti, yakni delapan titik api, disusul Pelalawan tujuh titik api, Indragiri Hilir tiga titik api, Rokan Hilir dua titik api, Rokan Hulu satu titik api, Dumai satu titik api, dan Bengkalis satu titik api.
RIYAN NOFITRA
Berita lain:
Kabut Asap Riau Mulai Ganggu Penerbangan
Perusahaan Bantah Kelola Gambut Salah Prosedur
36 Titik Api Terdeteksi di Riau
Kabut Asap Riau Tidak Ganggu Penerbangan
Padamkan Api, Riau Gelontorkan Rp 10 Miliar