TEMPO.CO , Jakarta - Puluhan warga RT 03 dan 04 Kampung Pulo, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, memilih bertahan di pinggir Jalan Jatinegara Barat. Saat ini, air bercampur lumpur masih merendam dua RT tersebut karena terletak persis di pinggir Kali Ciliwung. "Belum surut, lumpurnya saja masih sepaha," kata Sinta, 24 tahun, warga RT 03 kepada Tempo, Selasa 11 Februari 2014.
Sinta dan puluhan warga lainnya, yang mayoritas anak-anak dan ibu-ibu ini, terpaksa tidur berdesakan di Posko RW 03. "Ngungsi di sini, ya kalau di dalam (Posko RW) enggak muat, di jalanan," ujarnya. Hal itu, karena tenda pengungsian yang sebelumnya didirikan di Jalan Jatinegara Barat sudah dirubuhkan. "Hari Sabtu kemarin tendanya udah dicopotin, padahal pengungsi masih banyak. Kan, belum surut," ujarnya.
Dapur umum dan air bersih juga tidak lagi ada di Jalan Jatinegara Barat. "Jadinya kami masak sendiri, pakai kompor gas warga, kalau air, kami minta ke dalam pasar Mester," ujarnya. "Pokoknya Sabtu itu semuanya dibersihin. Bantuan dari PMI masih ada kalau malam."
Sinta pun menolak jika harus dipindahkan ke Rusunawa Cipinang Besar Selatan. "Enggak mau, pindah ke Rusun Jatinegara Barat saja belum tentu mau," ujarnya. Alasannya, di rusun seperti ngontrak. "Kan bayar setiap bulannya, kalau di sini kan rumah sendiri. Makanya mau lihat ganti ruginya dulu."
Warga RT 04, Aripah, 33 tahun, juga enggan meninggalkan rumahnya untuk pindah ke Rusunawa Cibesel. Padahal, ibu dari empat anak ini sudah hampir roboh. "Sudah roboh sebagian, tapi saya memilih tinggal di rumah saja kalau sudah surut. Kalau rumahnya enggak bisa ditempatin ya di sini saja pinggir jalan atau di posko RW," kata Aripah.
Menurutnya, letak Rusunawa Cipinang Besar Selatan, kejauhan menjangkau lokasi sekolah anaknya di SDN Balimester 2. "Kalau di sini kan tinggal jalan, suami juga kerjanya bantu-bantu di pasar Jatinegara. Kalau di sana butuh tambahan uang lagi buat ongkos," ujarnya.
Berdasarkan pantauan Tempo, warga masih menggelar tikar dari kardus bekas di trotoar Jalan Jatinegara Barat. Makanan instan masih tersedia beberapa dus di gang V Kampung Pulo. Sebuah kompor gas juga digunakan warga untuk memasak nasi dan lauknya. Untuk makan Siang tadi, warga saling membantu memasak sayur asam. "Makanan alhamdulillah masih cukup, paling susah tidurnya saja," ujar Sinta.
AFRILIA SURYANIS