TEMPO.CO, Jakarta - Investor asal Malaysia menyatakan ketertarikannya menggarap megaproyek Terowongan Multifungsi Jakarta atau dikenal dengan nama Deep Tunnel. Menurut Nik Zamri Majid Dato, konsultan proyek dari Committee on Revival of Abandoned Projects, investor asal negeri jiran hingga kini masih menunggu keputusan dari Gubernur Joko Widodo untuk mulai menggarap proyek tersebut. “Kami masih menunggu surat keputusan Gubernur sebelum memulai pekerjaan,” kata Nik saat berkunjung ke kantor Tempo, Rabu, 12 Februari 2014.
Nik mengatakan proyek tersebut memiliki potensi bisnis yang cukup menarik untuk dikembangkan. Karena itu, dia mengaku tidak ragu segera mengerjakan studi kelayakan sebagai syarat untuk mulai menggarap proyek tersebut. Menurut dia, investor tersebut siap menanggung seluruh biaya yang dibutuhkan untuk studi itu nantinya.
Menurut Nik, tawaran dari Malaysia ini menguntungkan pemerintah Jakarta. Soalnya, biaya studi kelayakan itu ditanggung seluruhnya oleh investor tersebut. Pemerintah disebutnya tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun dari proyek itu. “Kami sudah menyiapkan sekitar US$ 2 juta untuk studi kelayakan,” ujar dia.
Nantinya studi kelayakan itu akan berlangsung selama 6-9 bulan. Kontraktor studi kelayakan itu juga siap memberikan laporan berkala kepada pemerintah untuk menginformasikan tahapan kelayakan tersebut. Bahkan dia juga mengaku siap jika di tengah jalan pemerintah memutuskan untuk membatalkan proyek deep tunnel tersebut.
Nik mengatakan, jika proyek itu ternyata tidak layak, investornya akan mengalami kerugian. Namun kerugian itu disebutnya tidak akan menjadi masalah karena bisa dianggap sebagai biaya iklan perusahaan. “Karena setiap perusahaan pasti ada biaya iklan produknya sekitar 10 persen dari anggaran. Jadi kalau gagal kami anggap ini sebagai iklan saja, “ kata dia.
Namun dia juga meminta kompensasi dari pemerintah jika ternyata proyek itu dinyatakan layak dibangun. Nik meminta agar investor yang menggarap studi kelayakan itu menjadi penggarap utama proyek yang membentang dari Pasar Minggu hingga Pluit tersebut. “Nanti mekanismenya menggunakan Private Financing Investment. Implementasinya digarap langsung untuk investor Malaysia,” ujarnya.
Sebelumnya Gubernur Joko Widodo berencana membangun proyek gorong-gorong bawah tanah raksasa senilai puluhan triliun rupiah. Pembangunan gorong-gorong itu diharapkan mampu mengatasi banjir sekaligus mengurai kemacetan yang kerap menjerat Ibu Kota. Hanya, pembangunan proyek itu masih tertunda karena masalah biaya.
DIMAS SIREGAR
Berita Terpopuler:
Jokowi Datang, Pemakaman Bubar
Usai 'Layani' John Weku, Feby Kontak Anggita Sari
Hary Tanoe: Masa Jaya Jokowi Sudah Lewat
2040, Manusia Akan Berjumpa Alien
Pastor Pembunuh Suster dan Anaknya Divonis Mati