TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat properti Anton Sitorus menyebutkan ada tiga penyebab sektor properti tumbuh melambat pada tahun ini. Menurutnya, laju properti pada tahun kuda kayu hanya sekitar 10 persen, lebih lambat dibanding tahun lalu yang mencapai hingga 30 persen. "Ada tiga faktor yang mempengaruhi: regulasi, ekonomi, dan sentimen pasar," kata Anton di Jakarta, Selasa 11 Februari 2014.
Menurutnya, regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait suku bunga dan pembatasan kepemilikan rumah kedua ikut menahan pertumbuhan properti. Kendati demikian, dia optimistis dengan kreativitas pelaku pasar dalam menyiasati regulasi tersebut. "Pelaku pasar bisa cari celah di regulasi. Jadi untuk masalah regulasi tidak telalu berpengaruh," katanya. (Baca pula: BI Waspadai Pertumbuhan Sektor Properti).
Kepala Penelitian Jones Lang LaSalle ini mengatakan kondiasi ekonomi pada kuartal pertama dan kedua tahun lalu sedang melemah. Perlambatan ekonomi ini dipengaruhi nilai tukar rupiah yang tertekan dan naiknya suku bunga. Atas kondisi itu sektor properti pun tak terelakan kena imbasnya.
Sedangkan untuk faktor sentimen pasar, Anton mengatakan, tahun ini adalah tahun politik. Presiden baru akan mempengaruhi sentimen pasar untuk menanamkan investasi di sektor properti. "Meski diprediksi permintaan kuat dan kapasitas daya beli terus ada namun konsumen dan investor tetap menunggu momen yang tepat, yaitu sesudah pemilu," katanya.
ALI HIDAYAT
Terpopuler:
Mengapa Bos Sritex Lukminto Masuk Islam?
Reaksi Anggito Saat Dilapori Korupsi Dana Haji
Kasus Sisca Yofie, Ini Kesaksian Istri Terdakwa
Empat Pesepak Bola Wanita Iran Ternyata Lelaki
Soal Usman-Harun, Menteri Singapura Menolak Lupa
Siapa Diduga Selewengkan Dana Haji?
Mengapa Ribuan Yahudi Ingin Bermigrasi ke Spanyol?