TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat penerbangan Jusman Syafii Djamal mengatakan PT Merpati Nusantara Airlines dinilai tak lagi mampu bersaing dalam rute penerbangan perintis karena biaya operasionalnya terlalu tinggi. Menurut dia, jika ingin kembali bersaing dalam rute penerbangan perintis, maka maskapai pelat merah ini harus direstrukturisasi terlebih dulu. (Baca juga: Pesawat Tua, Merpati Sulit Bersaing di Perintis)
“Ukuran usaha Merpati harus direstrukturisasi. Kalau mau perintis, dia harus mengubah semua menjadi low cost operation. Biaya operasi harus dikurangi agar bisa bersaing,” katanya pada Tempo di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2014.
Ia mencontohkan Merpati harus mengurangi biaya operasional dengan memindahkan kantor pusat ke Makassar. Dengan pindah ke Makassar, kata dia, Merpati akan bisa mengurangi biaya operasional secara signifikan dan bisa kembali bersaing di rute perintis. “Lawannya juga jauh lebih efisien dan setingkat, misalnya Susi Air, Trigana Air, atau Calstar. Semuanya low cost carrier, jadi apple to apple dengan Merpati,” katanya. (Lihat juga: Merpati Sulit Bersaing di Rute Perintis )
Selain itu, Jusman mengatakan Merpati harus menetapkan kategori maskapainya. Menurut dia, sekarang Merpati tidak memiliki identitas apakah mau bermain di segmen low cost carrier, menengah, atau premium. Maskapai ini juga tidak memiliki tujuan pengembangan usaha yang jelas. “Dia mau mendefinisikan arahnya ke mana, mau seperti Garuda atau Lion, atau low cost carrier. Sebelum ini jelas, akan sulit untuk Merpati,” katanya.
ANANDA TERESIA
Terpopuler :
Harmoko Bantu Bos Sritex Lukminto Masuk Islam?
Kementerian Perdagangan Ngotot Beras Impor Berjenis Premium
Transaksi Jumbo Perusahaan Minyak Indonesia-Iran
Kisruh Ekspor Mineral, Asosiasi Ajukan Uji Materi