TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pertamina Karen Agustiawan mengatakan telah meresmikan tujuh proyek infrastruktur hilir minyak dan gas senilai US$ 340 juta atau sekitar Rp 4,08 triliun. "Ini proyek yang mendukung kami menjadi tulang punggung penyediaan energi," katanya melalui keterangan pers tertulis pada Rabu, 12 Februari 2014. (Baca pula: Pertamina Resmikan Empat Proyek Baru).
Karen menjelaskan bahwa Pertamina mempunyai strategi dalam rencana jangka panjang perusahaan untuk meningkatkan kinerja agar sejajar dengan perusahaan kelas dunia. Salah satu pemicu pertumbuhan perusahaan yang diutamakan adalah penguatan bisnis hilir minyak dan gas melalui pengembangan infrastruktur suplai dan distribusi. Berikut ini proyek-proyek yang diresmikan.
- Peningkatan kapasitas Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pulau Sambu hingga 300 ribu kiloliter dengan dermaga berkapasitas LR 100 ribu DWT (bobot mati). Terminal ini dilengkapi fasilitas terminal automation system serta blending untuk solar dan marine fuel oil (MFO) berstandar internasional.
- Pengembangan TBBM Tanjung Uban dengan tambahan kapasitas tangki timbun 200 ribu kiloliter lengkap dengan terminal automation system serta dermaga baru berkapasitas LR 100 ribu DWT (bobot mati). Selain itu, ada pula blending motor gasoline atau mogas untuk meningkatkan fleksibilitas pembelian impor premium atau high octane mogas component (HOMC) 92 dan nafta.
- Terminal liquefied petroleum gas (LPG) Panjang, Lampung, dengan kapasitas tangki timbun 5.000 metrik ton yang telah melayani pasokan LPG untuk Lampung dan sekitarnya. Terminal ini juga menjadi stok penyangga wilayah Sumatera Selatan dan Bengkulu.
- Kapal Very Large Gas Carrier (VLGC) berkapasitas 84 ribu metrik kubik atau setara 50 ribu ton LPG dengan panjang kapal 225,8 meter. Penambahan kapal ini diharapkan memperkuat jumlah armada Pertamina khususnya dalam efisiensi distribusi LPG.
- Tiga proyek Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU) pada tiga lokasi bandara internasional yaitu Kualanamu (Deli Serdang), Hasanuddin (Makassar), serta Lombok. Pembangunan ketiga DPPU itu bertujuan meningkatkan layanan bisnis penjualan avtur.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menambahkan bahwa proyek-proyek penguatan infrastruktur DPPU merupakan upaya untuk mempertahankan pasar dan mengamankan penguasaan pasar penjualan avtur di Indonesia. "Sebagai antisipasi dibukanya pasar bahan bakar penerbangan domestik," kata dia.
MARIA YUNIAR
Terpopuler:
Jokowi Datang, Pemakaman Bubar
Usai 'Layani' John Weku, Feby Kontak Anggita Sari
Hary Tanoe: Masa Jaya Jokowi Sudah Lewat
Ahok: Kalau Mau Kurang Ajar, Sini Saya Ajarin
Bus Berkarat, Jokowi Copot Kepala Perhubungan
Pastor Pembunuh Suster dan Anaknya Divonis Mati
Ahok: Teorinya Angkot Akan Mati