TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Sutan Bhatoegana mengaku belum mengetahui rencana PT Pertamina (Persero) menaikkan lagi harga elpiji kemasan 12 kilogram. Meskipun bukan barang subsidi, Sutan meminta agar Pertamina menyampaikan rencana tersebut kepada DPR.
"Nanti semua itu harus melalui kami. Itu memang domain Pertamina. Tapi, kalau memberatkan rakyat, harus minta izin kepada kami, namanya wakil rakyat," kata Sutan ketika ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2014.
Sutan mengatakan kenaikan harga elpiji nonsubsidi justru bisa mengganggu proses konversi minyak tanah ke elpiji. Soalnya, saat harga naik, banyak konsumen kelas menengah atas yang beralih mengkonsumsi elpiji bersubsidi kemasan 3 kilogram. Kondisi ini, menurut dia, merugikan masyarakat berpenghasilan rendah yang berhak mendapat subsidi.
"Gara-gara elpiji 12 kg naik, orang kaya banyak yang pakai elpiji 3 kg. Ngoplos lagi, banyak yang meledak, meninggal orang banyak, yang rugi kan masyarakat," kata Sutan.
Sutan mengatakan kenaikan harga elpiji bersubsidi seharusnya menunggu konversi minyak tanah ke elpiji selesai seluruhnya. Saat ini, menurut politikus Demokrat tersebut, masih ada sejumlah provinsi yang belum terjangkau program konversi. "Sekarang baru 80 persen selesai. Program pemerintah ini selesai dulu, baru bicara yang lain. Kalau enggak, terganggu dia," ucapnya.
Seperti diberitakan, setelah menaikkan harga elpiji nonsubsidi sebesar Rp 1.000 per kilogram pada Januari 2014, Pertamina berencana kembali menaikkan Rp 1.000 per kilogram pada Juli 2014. Berikutnya, kenaikan masing-masing sebesar Rp 1.500 per kilogram pada Januari 2015, Juli 2015, dan Januari 2016.
Dengan kenaikan bertahap ini diharapkan harga jual elpiji nonsubsidi pada 2016 mencapai harga keekonomian. Pertamina mengaku merugi lebih dari Rp 20 triliun dalam beberapa tahun terakhir di lini bisnis elpiji nonsubsidi karena menjual dengan harga di bawah harga keekonomian.
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
BERITA LAINNYA:
Jokowi Datang, Pemakaman Bubar
Usai 'Layani' John Weku, Feby Kontak Anggita Sari
Hary Tanoe: Masa Jaya Jokowi Sudah Lewat
Ahok: Kalau Mau Kurang Ajar, Sini Saya Ajarin