TEMPO.CO, Jenewa – Pembicaraan putaran kedua antara pemerintah Suriah dan oposisi kembali digelar di Jenewa, Swiss. Namun, perundingan yang dimulai pada Senin, 10 Februari kemarin tampaknya sedikit tersendat saat memasuki hari ketiganya.
Rabu kemarin, 12 Februari 2014, menurut laporan Xinhua, terlihat adanya peningkatan pengaruh dari luar antara keduanya. Negosiasi ini sempat tertunda pada siang hari. Perundingan berlangsung alot. Kedua belah pihak terlihat bertahan pada posisi dan pendapat mereka masing-masing.
Pihak oposisi mengajukan 22 poin perundingan untuk memandu proses transisi di Suriah, kata Louay al-Safi, juru bicara delegasi oposisi. Poin-poin tersebut di antaranya pembentukan badan transisi, gencatan senjata, dan pembebasan tahanan.
Namun, pemerintah Suriah melalui Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Makdad menegaskan bahwa kekerasan dan terorisme harus menjadi agenda utama.
Kedua pandangan berbeda inilah yang membuat Lakhdar Brahimi yang merupakan Utusan Khusus Liga Arab PBB yang bertindak sebagai mediator konferensi Jenewa II kebingungan. Brahimi mengusulkan kedua belah pihak untuk berunding dengannya secara sepihak sebelum akhirnya duduk bersama.
ANINGTIAS JATMIKA | XINHUA
Berita Lainnya :
Menikahi Gadis Ingusan, Ulama Ini Ditahan
Berita Unfriend SBY Jadi Tertawaan Koran Singapura
Singapura Mulai Keluhkan Kabut Asap Riau
Makan Malam, Obama dan Michelle Apit Hollande
Dukung Calon PM, Model India Berpose Sangat Seksi