TEMPO.CO, Caracas - Sedikitnya empat orang terbunuh, termasuk seorang perwira polisi, setelah ribuan warga Venezuela turun ke jalanan di Ibu Kota Caracas menentang Presiden Nicolas Maduro, Rabu 12 Februari 2014.
Dalam aksi tersebut terdengar suara tembakan senapan api pecah di pusat ibu kota ketika sejumlah anggota Angkatan Bersenjata pro-pemerintah mengendarai sepeda motor tiba.
Kantor berita AP dalam laporannya menyebutkan, para abdi negara itu mengarahkan tembakan ke arah lebih dari 100 mahasiswa pengunjuk rasa anti-Maduro yang sedang bentrok dengan aparat keamanan.
Sebagian di antara pengunjuk rasa berlarian panik, sedangkan salah seorang demonstran tersungkur ke tanah dengan luka di kepalanya akibat tertembus peluru tajam.
Melihat kejadian itu, sejumlah orang di pinggir jalan berteriak "pembunuh" sembari mendekati mahasiswa berusia 24 tahun itu tergelatak di tanah. Belakangan mahasiswa ini diketahui nama keluarganya D'Acosta dan membawanya ke kendaraan polisi.
Jaksa Agung, Luisa Ortega, menerangkan kepada media, bahwa aksi menetang pemerintahan Maduro itu mengakibatkan seorang perwira polisi tewas dan 25 orang lainnya luka-luka. Sedangkan Wali Kota Distrik Chacao di sebelah timur Caracas, mengatakan, empat orang tewas dalam aksi tersebut.
AL JAZEERA | CHOIRUL