TEMPO.CO, Kediri - Aktivitas vulkanik Gunung Kelud hingga siang ini terus mengalami peningkatan. Petugas Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat terjadi gempa dangkal dan gempa dalam 245 kali dalam enam jam terakhir. Jika status Kelud menjadi awas, warga harus mengungsi.
Pos Pemantauan Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kediri, mengumumkan jumlah gempa vulkanik dangkal sepanjang siang ini mengalami peningkatan drastis. "Ini menunjukkan tekanan di bawah kubah lava sebagai tanda-tanda erupsi makin kuat," kata Pelaksana Tugas Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG Gede Suantika, Kamis, 13 Februari 2014.
Gempa dangkal tersebut, menurut Gede, menjadi perhatian tim vulkanologi. Jika intensitasnya makin tinggi dan mulai tak terhitung, PVMBG akan segera menaikkan status Kelud menjadi awas. Dalam fase ini, warga yang bermukim dalam radius 10 kilometer harus segera diungsikan.
Selain peningkatan jumlah gempa vulkanik dangkal, petugas juga mencatat kenaikan jumlah gempa vulkanik dalam 83. Sedangkan dalam pantauan enam jam sebelumnya, jumlahnya hanya 39. Namun suhu air kawah justru menurun dari 57,7 menjadi 57,4 derajat Celsius. Menurut Gede, biasanya pada saat erupsi, suhu air kawah bisa mencapai 70 derajat Celsius.
Peningkatan suhu air kawah ini, kata Gede, bisa dirasakan langsung oleh masyarakat di sekitar Kelud. Sejumlah warga merasakan suhu udara cukup panas di tengah cuaca mendung yang menyelimuti kaki Kelud. Dalam situasi normal, suhu air kawah hanya 51 derajat Celsius. Ini berarti terjadi peningkatan suhu 6 derajat Celsius.
Namun Gede tidak bisa memastikan kemungkinan terjadinya letusan. Sejak erupsi pada 2007, pola letusan Kelud berbeda. Jika sebelumnya letusan Kelud bersifat eksplosif, tahun itu berubah menjadi efusif atau meleleh. "Kami tidak tahu bagaimana bentuknya nanti."
HARI TRI WASONO