TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan seharusnya para sopir angkutan kota yang menolak pengoperasian Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) mengetahui bahwa angkutan ini berbeda segmentasi dengan angkot atau mikrolet.
"Target penumpang BKTB itu bukan penumpang angkot," ujarnya saat dihubungi Kamis, 13 Februari 2014. Dengan begitu, dia mengatakan, seharusnya para sopir angkot tidak perlu melakukan aksi merusak bus BKTB.
Pada Selasa, 11 Februari 2014 kemarin puluhan sopir angkot Koperasi Wahana Kalpika (KWK) berdemonstrasi di depan kantor Gubernur DKI Jakarta dan sempat melakukan perusakan tiga buah bus BKTB jurusan Pantai Indah Kapuk-Monas. Akibat aksi ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T. Purnama marah besar. (Baca: Ahok Marah, Jokowi Siap Datangi Sopir Angkot)
Syafrin menjelaskan, sebetulnya sosialisasi terhadap pengoperasian BKTB di Pantai Indah Kapuk sudah dilakukan jauh sebelum diresmikan. "Waktu itu pengurus KWK dan angkutan umum lain di trayek tersebut bilang mendukung." Namun, dia menduga sosialisasi ini tidak diteruskan hingga ke tingkat para sopir di lapangan. "Jadi, waktu bus ini diluncurkan para sopir kaget karena merasa tidak diberitahu," katanya.
Pada dasarnya, menurut Syafrin, target konsumen BKTB adalah warga perumahan di wilayah Pantai Indah Kapuk yang bekerja di pusat Kota Jakarta. "Tujuannya agar warga tidak pakai mobil pribadi." Dengan target penumpang point to point itu, maka sopir angkot tidak usah khawatir penumpangnya berkurang. Apalagi BKTB tidak bisa berhenti di sembarang tempat seperti angkot.
Tidak hanya itu, dalam kajian dan perencanaan BKTB itu pun Dinas Perhubungan telah menetapkan batas persinggungan antara angkutan ini dengan angkutan lainnya. Dalam catatan Syafrin, BKTB Pantai Indah Kapuk-Monas hanya bersinggungan dengan angkot B01 di jalan sepanjang 2 kilometer dan KWK U11 di jalan sepanjang 4 kilometer. "Nah, di jarak tersebut titik perhentian BKTB pun hanya ada dua shelter." (Baca: Alasan Sopir Angkot Menolak BKTB)
Layanan BKTB dengan angkot biasa pun pada dasarnya berbeda. "Tarifnya saja jauh, angkot Rp 3.000, sedangkan BKTB Rp 6.000." Dengan pertimbangan itu, ujar Syafrin, kami berasumsi penumpang BKTB bukanlah warga yang hendak berpergian dalam jarak pendek. "Kalau mau jarak pendek ya pasti tetap naik angkot karena lebih praktis dan murah. Kalau naik BKTB malah rugi."
Hari ini Syafrin berencana bertemu dengan organisasi para sopir angkot yang keberatan keberadaan BKTB Pantai Indah Kapuk-Monas. "Hari ini para sopir juga diundang agar paham," ujarnya. Setelah sosialisasi tersebut, dia berharap BKTB dapat kembali beroperasi. "Harus tetap jalan," dia menegaskan.
PRAGA UTAMA
Berita Terpopuler
Bus Berkarat, Jokowi Copot Kepala Perhubungan
Ahok: Teorinya Angkot Akan Mati
Ahok Marah, Jokowi Siap Datangi Sopir Angkot