TEMPO.CO, Kediri - Letusan Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, ternyata memiliki kemiripan waktu dengan letusan-letusan terdahulu. Terjadi di sepanjang Februari dan Maret, Kelud selalu meletus di setiap neton Wage, atau hari pasaran keempat hitungan Jawa.
Pada tahun 1990 misalnya, yang disebut letusan luar biasa itu terjadi 10 Februari. Letusan 1990 berlangsung selama 45 hari, terhitung sejak 10 Februari hingga 13 Maret 1990.
Saat itu, menurut Ronggo, juru kunci Gunung Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, terjadi hari Sabtu Wage pukul 12 .00 WIB. “Saya sudah kabari warga, akan ada hujan pasir kering,” kata Mbah Ronggo kepada Tempo, Rabu, 12 Februari 2014.
Saat itu Kelud memuntahkan 57,3 juta kubik meter material vulkanik. Lahar dingin menjalar sampai 24 kilometer dari danau kawah melalui 11 sungai yang berhulu di gunung dengan ketinggian 5.679 kaki. (Baca: Hujan Abu Gunung Kelud hingga Yogya)
Pun pada letusan tahun 2007, Mbah Ronggo sempat menyampaikan soal kemunculan batu lancip di tengah kawah. Ramalan itu terbukti ketika PVMBG mengumumkan kemunculan kubah lava tepat di tengah kawah hingga menenggelamkan danau kawah. Kubah yang sejatinya merupakan gumpalan lava panas yang membeku inilah yang oleh masyarakat disebut sebagai anak Gunung Kelud.(Baca: Gunung Kelud Kini Tak Bisa Diramal Mbah Ronggo)
Letusan kali ini terjadi pada 13 Februari 2014 sekitar pukul 22.50 WIB. Ini bertepatan dengan malam menjelang hari Jumat Wage. (Baca: Kilat dan Petir Warnai Hujan Abu Gunung Kelud)
Peringatan mengenai kebiasaan Gunung Kelud beberapa kali meletus pada hari pasaran Wage itu menjadi bahan bahasan warga sebelum mengikuti yasinan di kompleks perumahan Pondok Delta Jengglong, Kelurahan Kaweron, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Kamis malam, 13 Februari 2014.
Menurut Jamil, warga perumahan ini, hal itu mengingatkan bahwa Gunung Kelud telah beberapa kali meletus bertepatan dengan neptu atau hari pasaran Wage. "Karena itu, malam ini perlu waspada mengantisipasi aktivitas Gunung Kelud," ujarnya.
Bapak-bapak kelompok yasinan dan juga Jamil, warga perumahan Pondok Delta itu, membahas dan menyampaikan peringatan untuk waspada bertepatan dengan status Gunung Kelud yang Kamis malam sekitar pukul 21.00 WIB ditetapkan naik dari siaga (level III) menjadi awas (level IV).
Hanya berselang kurang dua jam dari peningkatan status itu, Gunung Kelud pun benar-benar meletus pada pukul 22.59, bertepatan malam Jumat Wage menurut perhitungan Jawa. Hitungan Jawa menetapkan memasuki hari berikutnya sejak sore hari sehingga Gunung Kelud meletus bertepatan Jumat Wage.
Menurut Jamil, Nyoto, dan warga lainnya, Gunung Kelud sudah beberapa kali meletus bertepatan dengan hari pasaran atau neptu Wage. Dengan demikian, mereka mengingatkan agar Kamis malam itu warga mewaspadainya, dan hal tersebut menjadi kenyataan.
AMRI M | HARI TRI | ANT