TEMPO.CO, Madiun - Hujan abu Gunung Kelud juga terjadi di wilayah eks Karesidenan Madiun, Jawa Timur, yaitu Kota/Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, dan Pacitan, sejak Jumat dinihari, 14 Februari 2014. Guyuran abu itu menyelimuti wilayah ini sejak pukul 00.00, dan pada pukul 07.00 mulai mereda.
Di Kota dan Kabupaten Madiun, hujan abu menutupi seluruh jalan termasuk penghubung antarkota dengan ketebalan 2-3 sentimeter. Kondisi ini mengganggu arus lalu lintas warga. Sejumlah kendaraan bermotor tampak berjalan lambat lantaran jarak pandang terbatas. Mayoritas pengendara sepeda motor mengenakan masker, jas hujan, dan menutup kaca helmnya saat melintas di jalan raya.
"Agar abu tidak terhirup dan tidak masuk ke mata. Kalau kena mata rasanya pedih," ujar Bambang Sutikno, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jumat, 14 Februari 2014.
Adapun hingga pukul 08.15 WIB sejumlah warga berusaha membersihkan abu kelud yang menutup jalan. Ini seperti yang dilakukan warga Kelurahan/Kecamatan Kartoharjo. Mereka menyiram abu dan mengumpulkannya ke tepi.
"Agar tidak mengganggu pengguna jalan. Karena tadi sudah ada dua pengendara motor yang jatuh terpeleset debu," kata Candra Yudha, warga Desa/Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.
Beruntung, dia melanjutkan, pengendara sepeda motor yang terjatuh itu tidak terluka. Sebab, saat melintas di Jalan Panglima Sudirman, Desa/Kecamatan Kartoharjo, kecepatannya rendah. "Mungkin tadi selip waktu ngerem," ujar Candra.
NOFIKA DIAN NUGROHO
Berita Terkait:
Ingin Selamat, Petani Pasang Sesaji di Kaki Kelud
Hujan Abu Gunung Kelud Hingga Yogya
Pengungsi Gunung Kelud Mengendap-endap Demi Sapi
Letusan Gunung Kelud Mencekam