TEMPO.CO, Surabaya - Penutupan aktivitas Bandara Juanda Surabaya akibat gangguan hujan debu letusan Gunung Kelud diperpanjang hingga Sabtu besok, 15 Februari 2014. Semula hanya akan ditutup hingga pukul 10.00 WIB, Jumat, 14 Februari 2014. “Kami terima instruksi terbaru dari otoritas bandara, aktivitas ditutup hingga besok pagi sambil melihat kondisi,” kata salah seorang staf di bagian informasi data penerbangan PT Angkasa Pura I, Wanda, saat dihubungi Tempo, Jumat pagi ini.
Menurut Wanda, PT Angkasa Pura sebagai pengelola Bandara Juanda dan Administrator Bandara Juanda terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Demikian juga dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geologi (BMKG). Kedua lembaga itu yang secara teknis memutuskan Bandara Juanda boleh beroperasi atau tidak.
Wanda maupun Kastia, staf lainnya di bagian informasi data penerbangan PT Angkasa Pura I, tidak bisa menjelaskan secara terperinci berapa banyak pesawat yang tidak bisa terbang dan berapa banyak pewasat yang tidak bisa mendarat.
Humas PT Angkasa Pura I Yustinian menjelaskan rata-rata dalam sehari pergerakan pesawat mencapai 375 pesawat dengan 50 ribu penumpang, yang berarti sejumlah itu yang tidak bisa beraktivitas hari ini. “Bandara Juanda ditutup hingga pukul 06.00 WIB, Sabtu besok,” ujarnya melalui pesan singkatnya kepada Tempo.
Berdasarkan pantauan Tempo, landasan pacu maupun apron (tempat parkir pesawat) Bandara Juanda tampak memutih ditutup debu letusan Gunung Kelud. “Debu mulai terasa sejak pukul 02.00 WIB,” ujar seorang petugas yang enggan disebut namanya.
Penumpang maupun pengantar yang sejak pagi tampak membeludak, terutama di ruang keberangkatan dan kedatangan domestik, berangsur-angsur berkurang setelah mendengar pengumuman penutupan aktivitas bandara.
Guyuran debu hingga saat ini masih terasa di sejumlah lokasi di Kota Surabaya. Pepohonan, atap rumah warga, gedung perkantoran, dan pusat niaga juga tertutup debu meski tipis. Jalan raya dan jalan tol dari arah Bundara Waru hingga Perak juga berdebu. Mobil yang melintas juga terbalut debu. Laju kendaraan juga tidak bisa cepat karena pandangan melalui kaca mobil terkendala debu.
JALIL HAKIM