TEMPO.CO, Yogyakarta: Sejumlah agenda wisata akhir pekan di Kota Yogyakarta dipastikan batal menyusul meluasnya dampak abu akibat letusan Gunung Kelud.
Pemerintah pun merekomendasikan para penyelenggara membatalkan agenda akhir pekan ini karena proses pembersihan ruas jalan sedang dijalankan.
"Kami minta sejumlah agenda, khususnya yang menggunakan area jalan atau ruang publik terbuka dihentikan, karena fokus pembersihan material vulkanik," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Eko Suryo Maharsono kepada Tempo, Jumat 14 Februari 2014.
Pantauan Tempo, setidaknya ada dua agenda besar yang sedianya dihelat pada Jumat (14/2). Yakni puncak acara Pekan Budaya Tionghoa di ruas Jalan Malioboro serta peresmian Museum tiga dimensi 'DEMATA' oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Pusat Kerajinan XT Square. Pembukaan ini sedianya dibarengi dengan penyerahan rekor Museum Rekor Indonesia untuk museum yang memiliki koleksi gambar tiga dimensi terbanyak itu. (Baca: Kelud Meletus, Maskapai Australia Menunda Penerbangan)
"Melihat kondisi kota yang lumpuh seperti ini, peresmian ditunda," kata panitia peluncuran Museum De Mata, Eko Nuryono.
Begitu halnya dengan panitia Pekan Budaya Tionghoa, Feni, pihaknya akan menghapus acara puncak yang sedianya akan diisi dengan berbagai atraksi menggunakan panggung raksasa.
"Puncak acara tetap dilakukan, tapi dengan seremonial kecil, tidak ada panggung-panggungan,yang penting ada penutup," kata dia.
Lumpuhnya Kota Yogya berdampak pula pada akses sejumlah daerah tujuan wisata lain. Misalnya di Pantai Gunungkidul. Sejumlah pantai sepi wisatawan sedari pagi.
"Karena jalur Yogya Gunung Kidul semua tertutup abu, akses wisatawan terganggu, pantai sepi sekali," kata Wakil Ketua Search And Rescue (SAR) Gunung Kidul Soekamto.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terkait:
Abu Vulkanik Lapisi Rel, Kereta Tiba Terlambat
Pengungsi Gunung Kelud Tersebar di 172 Titik
Cara Aman Membersihkan Abu Vulkanik Gunung Kelud