TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebanyak 1.300-an orang membersihkan runway dan apron Bandar Udara Adisucipto Yogyakarta dari debu letusan Gunung Kelud. Selain dari petugas PT Angkasa Pura I dan maskapai penerbangan, personel kepolisian dan tentara Angkatan Udara turut serta.
"Kami dibantu beberapa pihak untuk membersihkan abu di bandara," kata Faizal Indra Kusuma, General Affair dan Comunication Section Head PT Angkasa Pura I Yogyakarta, Sabtu, 15 Februari 2014.
Akibat guyuran hujan abu letusan Kelud ini, runway atau landas pacu bandara tertutup abu sejak Jumat pagi, 14 Februari 2014. Ketebalannya 1-5 sentimeter. Begitu pula apron pesawat mengalami hal yang sama.
Lantaran semalam hujan, abu yang ada di bandara itu mengeras. Orang-orang yang membersihkan harus ekstra keras mengangkat abu.
Pembersihan abu di runway dan apron ini menggunakan sekop, alat pendorong material, water canon, dan mobil pemadam kebakaran untuk penyemprotan. Setelah pengerukan abu, lintasan dan apron disemprot dengan air supaya lebih bersih dari abu. Selain itu, abu yang berwarna kecokelatan itu diangkut dengan truk bak terbuka.
Akibat penutupan bandara ini sejak Jumat hingga hari ini, sebanyak 254 penerbangan, baik keberangkatan maupun kedatangan, di Adisucipto dibatalkan. Setidaknya 30 ribu penumpang batal berangkat dan datang ke bandara itu selama dua hari ini.
"Kapan dibukanya, masih menunggu keadaan. Secepatnya jika sudah memungkinkan penerbangan bisa dilakukan," kata dia.
Mayor Hamdy Londong Allo, Kepala Penerangan dan Perpustakaan Landasan Udara TNI Angkatan Udara Adisucipto, menyatakan pihaknya membantu membersihkan landasan sepanjang 1.200 meter yang terdiri dari apron dan lintasan pesawat terbang itu. "Ya, kami membantu membersihkan abu dari lintasan supaya bandara cepat beroperasi lagi," katanya.
MUH SYAIFULLAH
Terpopuler:
Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia
BNPB Bantah Gunung Kelud Akan Meletus 2 Jam Lagi
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara
Di DIY, Dampak Kelud Lebih Dahsyat Dibanding Merapi