TEMPO.CO, Jakarta - Vice President Corporate Communications Garuda Indonesia Pujobroto mengatakan Garuda memiliki standart operating procedures (SOP) sendiri untuk menangani kondisi paparan abu vulkanik terhadap pesawat-pesawatnya. Abu vulkanik ini bersifat lengket jika terkena air dan dapat menempel.
"Engine kami jaga agar tidak kemasukan abu vulkanik. Karena itu, kami tutup engine dengan sarung khusus," kata Pujobroto ketika dihubungi Tempo, Jumat, 14 Februari 2014.
Menurut dia, abu vulkanik sangat berbahaya jika masuk ke dalam mesin pesawat karena dapat mengeras dan terjadi sedimentasi. Keadaan berbahaya ketika terjadi gesekan akibat sedimentasi abu tersebut.
Selain membungkus area mesin untuk menjaga agar abu tidak masuk ke dalam mesin pesawat, maskapai pelat merah ini pun menutup seluruh saluran udara agar tetap aman. Pujobroto mengatakan teknisi dan mekanik pesawat juga terus berjaga-jaga untuk melindungi pesawat-pesawat yang tertahan di sejumlah bandara yang ditutup.
Kemarin, Garuda Indonesia Airlines membatalkan 129 penerbangan dari dan menuju lima bandar udara yang ditutup. Pembatalan penerbangan dilakukan atas dasar larangan terbang oleh Kementerian Perhubungan terkait dengan aktivitas letusan Gunung Kelud. (Baca pula: Kelud Meletus, Pemesanan Paket Wisata Banyak Batal).
Gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur, meletus pada Kamis, 13 Februari 2014, pukul 22.50 WIB. Letusan tersebut menimbulkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah sekitar lokasi kejadian dan berdampak pada aktivitas penerbangan. Beberapa bandara di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga Jawa Barat ditutup dari aktivitas penerbangan akibat gangguan abu vulkanik.
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler:
Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia
BNPB Bantah Gunung Kelud Akan Meletus 2 Jam Lagi
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara
Di DIY, Dampak Kelud Lebih Dahsyat Dibanding Merapi