TEMPO.CO, Semarang - Setelah kemarin ditutup akibat dampak erupsi Gunung Kelud, Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang, kembali beroperasi pada Sabtu, 15 Februari 2014. "Bandara Ahmad Yani kembali dibuka," kata juru bicara PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang, Anom Fitranggono, saat dihubungi Tempo, Sabtu, 15 Februari 2014.
Meski sudah dinyatakan beroperasi, kata Anom, hari ini baru ada tiga penerbangan dari dua maskapai. Pukul 10.00 tadi, maskapai Sriwijaya terbang menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Pukul 15.30 nanti, Garuda Indonesia dijadwalkan mendarat di Ahmad Yani dari Soekarno-Hatta. Satu jam kemudian, pesawat yang sama akan membawa penumpang kembali ke Jakarta. Pada Ahad besok, maskapai yang menjadwalkan beroperasi adalah Citilink dan Lion Air dari Semarang menuju Jakarta atau sebaliknya.
Menurut Anom, belum normalnya jadwal penerbangan sepenuhnya bergantung pada maskapai. Namun untuk sementara hanya penerbangan dari dan menuju Jakarta yang sudah berangsur normal.
Adapun penerbangan tujuan Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan Singapura belum beroperasi. Sebab, penerbangan dengan tujuan bagian timur harus transit di Bandara Juanda, Surabaya, yang masih tertutup. Adapun maskapai Silk air dan Air Asia dari Singapura belum beroperasi karena maskapai tersebut melayani penerbangan ke beberapa bandara lain yang masih dinyatakan tertutup.
Anom memastikan, jika otoritas penerbangan nasional sudah menyatakan seluruh jalur penerbangan di Indonesia aman dari dampak erupsi Kelud, penerbangan di Ahmad Yani juga akan kembali normal.
SOHIRIN
Terpopuler:
Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia
BNPB Bantah Gunung Kelud Akan Meletus 2 Jam Lagi
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara
Di DIY, Dampak Kelud Lebih Dahsyat Dibanding Merapi
Terpopuler:
Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia
BNPB Bantah Gunung Kelud Akan Meletus 2 Jam Lagi
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara
Di DIY, Dampak Kelud Lebih Dahsyat Dibanding Merapi