TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Pangestu menyatakan, sudah waktunya Indonesia memiliki strategi mendukung perkembangan kesenian Indonesia sehingga dapat berkembang menjadi kekuatan dalam negeri dan internasional.
Saat ini perkiraan nilai industri kreatif, seni rupa sebesar Rp 2 trilyun dan seni pertunjukan Rp 2,6 trilyun dengan pertumbuhan masing masing 4 persen dan 6,9 persen."Masih belum terlalu besar,"katanya di sela diskusi ekonomi kreatif tema The Arts of Giving di Bali Room, Hotel Kempinski, Indonesia.
Ekonomi kreatif dengan 15 sub sektor mengalami pertumbuhan 5,76 persen atau lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional. Dukungan diharapkan tak hanya dari pemerintah tapi juga kerjasama, kemitraan antara pemerintah, swasta dan masyarakat luas.
Pihak swasta atau kalangan usaha bisa memanfaatkan insentif fiskal untuk memajukan dunia seni dan budaya sebagai pilar ekonomi kreatif Indonesia. "Fasilitas insentif fiskal ini sangat bisa dimanfaatkan oleh kalangan dunia usaha untuk memajukan seni dan budaya," kata Mari.
Menurut Mari, bantuan dunia usaha dalam program CSR untuk litbang dan pendidikan seni budaya masih relatif kecil. "Padahal peranan seni budaya sangat strategis untuk membentuk karakter dan jati diri bangsa," katanya.
Indonesia perlu melestarikan kesenian tradisional yang hampir punah seperti Wayang Wong (Wayang Orang), Ketoprak atau Ludruk dan seni tari kontemporer, teater, dan seni rupa Indonesia masa kini."Perlu peran serta semua pihak, pemerintah, kalangan dunia usaha dan masyarakat luas," katanya.