TEMPO.CO , Jakarta: Ahli Vulkanologi dari Museum Geologi Bandung memperkirakan erupsi Gunung Kelud menyemburkan sebanyak 200 juta meter kubik material abu saat meletus Kamis malam lalu. "Sudah termasuk dentuman (letusan) yang berkali-kali," kata Indyo Pratomo kepada Tempo, Sabtu, 15 Februari 2014.
Jumlah itu, dia melanjutkan, lebih besar ketimbang letusan Gunung Kelud sebelumnya. Pada 1990, gunung berketinggian 1.731 meter itu memuntahkan 150 juta meter kubik material.
Ketimbang saudara-saudaranya, Gunung Kelud memang tergolong royal dalam mengeluarkan isi perutnya. Gunung Sinabung di Sumatera Utara hanya menyemburkan 6 juta meter kubik dalam enam bulan. Sedangkan Gunung Merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluarkan jumlah yang sama dengan Sinabung dalam kurun lima tahun.
Besarnya muntahan Kelud, kata Indyo, disebabkan tingginya volume magma yang terkandung di gunung di Jawa Timur itu. "Makanya, saat erupsi ketinggian asap mencapai 17 kilometer," ujarnya. Abu tersebut telah berada di luar Jawa dan Sumatra.
Perhitungan yang nyaris sama dilansir Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, yaitu di kisaran 100 sampai 150 meter kubik. "Ini perkiraan kasarnya, nanti perlu dihitung lagi," kata Gede Suantika, Pejabat Pelaksana Bidang Pengawasan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi. Dia menghitung besaran volume itu dari foto satelit. (Baca: Letusan Kelud Tidak Mengandung Gas Beracun)
APRILIANI GITA FITRIA
Terpopuler:
BNPB Bantah Gunung Kelud Akan Meletus 2 Jam Lagi
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara