TEMPO.CO, Yogyakarta - Setelah dua hari lumpuh akibat guyuran debu vulkanik Gunung Kelud, aktivitas lalu lintas dan pusat perekonomian Yogyakarta di Jalanan Malioboro pagi ini Ahad 16 Februari 2014 berangsur normal.Sejumlah pedagang kaki lima sudah mulai kembali menata lapaknya siap untuk berjualan. Sementara para pengguna jalan, wisatawan, hingga juru parkir turut mulai beraktivitas.
Jalanan Malioboro yang selama dua hari terakhir, Jumat hingga Sabtu, 14-15 Februari 2014 lalu sempat tertutup abu vulkanik Kelud hingga ketebalan empat sentimeter sudah cukup bersih. Baik jalanan utamanya hingga bagian trotoar. (Lihat juga : Lonjakan Penumpang Kereta, Polisi Yogya Siaga)
Gerakan pembersihan secara serentak yang dilakukan pemerintah kota, kepolisian, dan elemen masyarakat seperti pedagang kaki lima membuahkan hasil. Padahal abu kelud itu sebelumnya sempat memenuhi hingga emperan toko di kanan dan kiri jalan.
Abu Kelud yang menumpuk itu telah terkumpul dalam ratusan karung berukuran 15 kilogram yang siap diangkat petugas kebersihan kota yang terus lalu lalang. Bahkan, di alun-alun utara sudah ada sejumlah bus pariwisata luar kota yang tampak parkir. Meski, setelah turun dari bus tersebut para wisatawan itu menggunakan masker untuk menghalau debu yang beterbangan tertiup angin. (Baca juga : Malioboro Prioritas Pembersihan Debu Kelud)
Sedangkan di sejumlah perkampungan seperti Pakualaman juga Mergangsan, warga sempat menutup jalan untuk mempercepat pembersihan abu. Meski demikian, untuk menemukan warung makan yang kembali buka, masih cukup susah. Sejumlah objek wisata juga dipastikan belum beroperasi seperti Taman Pintar.
“Untuk membersihkan abu Kelud ini kami minta warga khususnya yang berada di tepi jalan protokol untuk mengumpulkan dalam karung. Satu orang satu karung, agar cepat selesai,” kata Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti saat ditemui Tempo. (Berita terkait : Yogya Gunakan Abu Kelud Sebagai Pengurai Organik)
Haryadi menuturkan, target pemerintah dalam pembersihan debu vulkanik Kelud ini bertahap. Untuk jalan protokol utama pemerintah memprioritaskan 11 simpang besar Kota Yogyakarta harus bersih.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Hario Yudho menuturkan, meskipun saat ini sejumlah simpang besar rata-rata sudah bersih dari abu, pihaknya meminta wisatawan asal luar kota yang datang ke Yogyakarta berhati-hati ketika melintas. (Artikel lain : Dampak Kelud, Yogya Batalkan Agenda Wisata)
“Debu ini selain bikin licin, jika terkena angin sedikit dapat mengganggu pandangan dan konsentrasi,” kata dia.
PRIBADI WICAKSONO (YOGYAKARTA)
Terpopuler :
Mobil untuk Jennifer Dunn Diklaim buat Bekerja
Warga Singapura Tak Persoalkan Kapal Usman-Harun
Kerukunan Beragama Indonesia Dipamerkan di Eropa
Pelaku Penyimpangan Dana Haji Bukan Petinggi