TEMPO.CO, Yogyakarta - Meluasnya sebaran abu Gunung Kelud menyebabkan peternak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, takut memberi makan ternaknya dengan menu normal. “Karena semua bahan tercampur pasir, bisa-bisa malah bikin penyakit dan harga jadi anjlok nanti,” kata Karnoto, juragan ternak di Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Ahad, 16 Februari 2014.
Pemilik 25 ekor sapi itu menuturkan menu normal yang biasa diberikan pada sapi-sapinya setiap hari adalah kalanjana, tanaman sejenis rumput. Kebutuhan per hari kalanjana untuk seekor sapi bisa mencapai 40 kilogram.
Menurut Karnoto, untuk mendatangkan pakan dari luar Gunungkidul pun sulit. Sebab, hujan abu ini merata di Jawa Tengah.
Sebagai gantinya, dalam tiga hari terakhir ini Karnoto hanya memberi pakan ternaknya dengan bahan-bahan kering, seperti damen, atau jerami. "Damen ini kami modifikasi sendiri, agar agak basah, dengan dicampur konsentrat," katanya.
Para peternak berharap pemerintah mau turun tangan mengingat peternak di Gunungkidul berjumlah ribuan dan semuanya sulit mendapat pakan saat ini. Bencana abu Kelud ini pun membuat permintaan daging anjlok tajam.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul Krisna Berlian menuturkan hujan abu Kelud ini melanda peternak di wilayah tersebut secara merata. Sedikitnya 140 ribu sapi, baik sapi putih maupun sapi merah, turut terkena dampaknya.
"Kami meminta peternak tidak panik, tapi memperhatikan pakannya dengan saksama agar tidak tercampur material vulkanik secara berlebihan," katanya.
Krisna mengaku belum mengetahui secara persis apa dampak jangka panjang konsumsi pakan yang tercampur abu vulkanik terhadap hewan ternak. Kandungan abu vulkanik yang sebagian besar merupakan unsur logam dinilai gampang membuat ternak sakit jika dikonsumsi berlebihan. “Kalau kandungan logam itu terukur bisa bermanfaat sebagai mineral, tapi kalau over ya bisa menyebabkan gangguan pencernaan,” katanya.
Kandungan abu vulkanik ini terdiri atas beberapa unsur kimia seperti silika, aluminium, kalsium, dan kadar besi. “Imbauan kami, peternak harus cuci bersih pakan ternak agar pakan itu tak terlalu pekat kandungan vulkaniknya. Caranya hanya itu untuk kondisi darurat ini,” katanya.
PRIBADI WICAKSONO