TEMPO.CO , Ankara: Hubungan antara Washington dan Kabul menjadi lebih buruk pada pekan ini, setelah presiden Afghanistan Hamid Karzai, Kamis 13 Februari 2014, mengkritik kurangnya rasa hormat AS atas kedaulatan negaranya.
Kedua pemerintah telah berselisih selama beberapa bulan atas penolakan Karzai untuk menandatangani perjanjian yang mengatur berlanjutnya kehadiran tentara Amerika Serikat di negara itu setelah sebagian besar pasukan NATO akan ditarik keluar akhir tahun ini.
Ketegangan hubungan dua negara ini kian mendidih pekan ini setelah AS mengkritik keputusan Afganistan yang membebaskan 65 tahanan yang diduga Taliban. Pejabat di Washington telah mulai secara terbuka berspekulasi tentang apa yang akan terjadi jika Karzai tidak menandatangani perjanjian kerjasasama pertahanan bilateral (Billateral Security Agrement) itu.
"Semakin lama BSA tak ditandatangani oleh Karzai, meningkatkan kemungkinan bahwa tidak akan ada tentara AS di Afganistan setelah 2014, " kata juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Marie Harf dalam konferensi pers di depan wartawan.
Ancaman untuk menarik keluar seluruh tentara AS sebelumnya sudah disampaikan, namun Gedung Putih menegaskan bahwa Karzai akan menandatangani kerjasama bilateral itu dalam beberapa minggu mendatang.
Harf dan juru bicara Gedung Putih Jay Carney menolak untuk menyebut kerangka waktu soal penandatanganan kerjasama bilateral itu. Direktur Intelijen Nasional AS James Clapper, Selasa lalu, mengemukakan pandangan pribadinya bahwa penandatanganan itu tidak akan selesai sebelum pemilu Afganistan.
"Ini adalah perjanjian yang dinegosiasikan pemerintah Afghanistan," kata Carney, Rabu 12 Februari 2014. Kata Carney, kini sudah bulan Februari dan ia berharap penandatanganan itu segera dilakukan agar kehadiran pasukan Amerika Serikat secara terbatas bisa dilakukan untuuk mendukung operasi kontra-terorisme dan melatih pasukan keamanan Afganistan.
Tapi, kepentingan bersama untuk menghadapi serangan Taliban sepertinya tidak cukup untuk mencegah bentrokan anatara dua pihak yang terus berkembang, terutama soal pembebasan tahanan.
"Afganistan adalah negara berdaulat," kata Karzai dalam sebuah konferensi pers di Turki, Kamis 13 Februari 2014. "Jika kekuasaan kehakiman Afganistan memutuskan untuk melepaskan tahanan, itu bukan urusan AS. Saya berharap bahwa AS akan berhenti melecehkan prosedur Afghanistan dan lembaga yudisial dan saya berharap AS sekarang akan mulai menghormati kedaulatan Afganistan."
Karzai juga menegaskan ia masih mendukung prinsip perjanjian keamanan bilateral, yang juga didukung tahun lalu oleh para pemimpim suku yang tergabung dalam Loya Jirga.
GUARDIAN | ABDUL MANAN
BERITA LAINNYA
Letusan Gunung Kelud Jadi Perhatian Dunia
Jangan Langsung Siram Abu Vulkanik
Korban Ustad Hariri Akhirnya Buka Suara
Alasan Kelud Dijuluki 'Deadliest Volcano'
SBY Angkat Mbah Rono Jadi Kepala Badan Geologi