TEMPO.CO , Jakarta -- Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X mulai hari ini, Senin 17 Februari 2014 hingga esok, Selasa 18 Februari 2014 mengajak warga Yogya untuk bersih-bersih. Upaya itu untuk menormalkan kembali aktivitas pendidikan dan perekonomian di wilayah DIY karena lumpuh sejak 14 Februari karena diguyur hujan abu vulkanik dampak letusan gunung Kelud. Lantaran macetnya aktivitas masyarakat di berbagai sektor karena lingkungan yang belum bersih dari abu vulkanik.
"Jumat-Minggu (14-16 Februari), pedagang enggak jualan. Kalau Senin belum bersih, enggak jualan juga. Kalau tidak segera dibersihkan, semakin mundur. Ekonomi enggak berputar," kata Sultan usai menggelar rapat koordinasi di Kepatihan Yogyakarta, Ahad, 16 Februari 2014.
Tempat-tempat yang diprioritaskan untuk segera dibersihkan pada Senin-Selasa adalah sekolah, pasar tradisional, dan rumah sakit. Pembersihkan sekolah dilakukan oleh relawan. Khusus siswa SMP dan SMA ikut membantu membersihkan sekolahnya. Sedangkan siswa SD dan pendidikan anak usia dini (PAUD) masih libur hingga Selasa.
"Harapannya, kalau sekolah segera bersih, kegiatan belajar mengajar bisa efektif mulai Rabu," kata Sultan.
Kegiatan bersih-bersih yang sama juga dilakukan di pasar tradisional dan pertokoan. Untuk mempercepat perputaran roda perekonomian, Sultan pun meminta pemilik toko ikut serta dalam kerja bakti."Pemilik toko jangan hanya di rumah. Harus ikut kerja bakti," kata Sultan menyerukan.
Di sisi lain, pembersihan di sarana kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit juga diprioritaskan. Lantaran, jika lingkungan tidak bersih, banyak orang yang akan terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Namun saat diperiksa ke puskesmas atau rumah sakit justru memperparah kondisi pasien apabila lingkungan rumah sakit masih kotor dengan abu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi menambahkan, saat ini DIY memasuki proses normalisasi. Yaitu menormalkan fasilitas public melalui gerakan kebersihan dengan kebersamaan.
Sebelumnya, pada Jumat-Ahad adalah gerakan pertolongan pertama dengan membagikan masker, pembersihan jalan raya, mensiagakan polisi untuk mengatur arus lalu lintas, dan mensiagakan puskesmas dan rumah sakit.
"Tanggung jawab gerakan ini di bawah koordinasi kepala daerah di kabupaten dan kota," kata Gatot.
Tiap-tiap kepala daerah telah membuat surat keputusan untuk menindaklanjuti Surat Keputusan Gubernur DIY Nomor 27/Kep/2014 tentang tanggap darurat abu vulkanik selama satu pekan sejak 14 Februari lalu. Mereka juga menggelar rapat koordinasi di wilayah masing-masing pada Ahad ini.
"Untuk dana bantuan akan ditanggung sharing DIY dengan kabupaten/kota. Kalau daerah tidak mampu, baru kemudian disuport oleh DIY," kata Gatot.
Dana-dana tersebut digunakan untuk kegiatan kebersihan di setiap daerah yang melibatkan masyarakat. Besaran dana dari DIY masih dalam pembahasan. Sedangkan besaran dana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum ada informasi untuk dikucurkan.
PITO AGUSTIN RUDIANA