TEMPO.CO, Surabaya - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku tidak pernah takut berhadapan dengan siapa pun dalam menjalankan tugasnya. Itu sebabnya, dia tidak memanfaatkan pengawalan pribadi seperti pejabat tinggi lainnya. "Saya serahkan semuanya sama Tuhan, mati pun saya ikhlas," kata Risma kepada Tempo di ruang kerjanya, Rabu sore pekan lalu.
Hal yang menggelitik, kata Risma, pernah ada seseorang yang mengungkapkan dia dikawal arwah sesepuhnya. Entah benar atau tidak, Risma mengaku tidak tahu. "Ono-ono ae (ada-ada saja)," katanya sembari tertawa.
Dalam menjalankan tugasnya, wali kota perempuan pertama di Surabaya tidak pernah lepas dari agenda blusukan. Dia mengaku sangat tidak betah bila hanya duduk di kursi ruang kerjanya. Ketika blusukan, wanita 52 tahun itu selalu menemukan hal baru yang bakal dijadikan dasar kebijakannya. Di antaranya adalah kondisi rakyatnya yang sengsara, anak-anak jalanan, dan fasilitas umum yang dinilai kurang pas.
Meski begitu, usahanya tak selalu berjalan mulus. Apalagi bila menyangkut kebijakan yang sangat sensitif di mata masyarakat, seperti penutupan lokalisasi dan urusan pedagang kaki lima. Protes dan warga yang berdemo sering kali dihadapinya sendiri. Bahkan ada pihak yang mengancam membunuhnya. "Saya enggak pernah takut, semua sudah diatur Tuhan."
Risma mengaku malu bila harus dikawal pengawal khusus pejabat. Menurut dia, jabatannya sebagai wali kota merupakan tugas dan amanah yang besar, bukan sebagai keistimewaan dengan memanfaatkan pengawal pribadi dan fasilitas keselamatan lainnya.
DEWI SUCI RAHAYU
Terkait:
Wali Kota Risma Bakal Panggil Seluruh Karyawan KBS
Risma Liburkan Satwa KBS Tiap Jumat
Wali Kota Risma Didesak Mundur karena Tolak Tol?
Kantor Dikosongi, Wali Kota Risma Bersiap Mundur?