TEMPO.CO, Yogyakarta - Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, segera meneliti dugaan plagiarisme dosen Fakultas Ekonomika dan dan Bisnis kampus itu, Anggito Abimanyu, untuk membuktikannya. Rektor UGM Pratikno mengatakan pihaknya akan meneliti dugaan plagiarisme itu.
Pratikno akan mengajukan surat pengunduran diri Anggito kepada Senat Akademik UGM. Senat kemudian menganalisis kesalahan pengutipan referensi yang Anggito sampaikan. Hasil analisis Senat Akademik UGM kemudian disampaikan kepada Komisi Etik UGM. “Ini nanti akan ditelaah oleh Komisi Etik,” kata Pratikno.
UGM juga akan mendengarkan Anggito menyampaikan klarifikasi soal tuduhan itu. “Keputusan berdasarkan telaah, bukan rektor yang menghakimi,” kata Pratikno dalam jumpa pers di University Club UGM, Senin, 17 Februari 2014. Proses meneliti dugaan plagiarisme itu paling tidak membutuhkan waktu tiga bulan.
Pratikno menyatakan telaah dugaan plagiarisme itu merupakan komitmen UGM dalam memproses dugaan itu. UGM menjaga nilai kejujuran dan budaya akademik semua sivitas UGM. Pratikno mengatakan proses telaah ini penting untuk menjaga kredibilitas UGM dan kredibilitas Anggito di hadapan publik. “Kejujuran tidak bisa dikompromikan,” kata Pratikno. Ia mengatakan permohonan Anggito mundur sebagai dosen UGM membuat seluruh sivitas akademika kampus itu terpukul.
Anggito menyatakan mundur setelah dituduh menjiplak tulisan Hotbonar Sinaga. Anggito mengatakan telah salah menulis referensi dalam opininya yang dimuat Kompas pada 10 Februari 2014. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementarian Agama itu mengatakan tulisan opini itu ia kirim sendiri ke Kompas, bukan lewat asistennya atau orang lain. Fail tulisan itu ia simpan di dalam komputer pribadinya. Ia pasrah menerima hasil penelitian UGM. “Biarlah UGM memprosesnya. Saya minta maaf,” katanya.
SHINTA MAHARANI