TEMPO.CO , Surabaya - General Manager PT Angkasa Pura I Trikora Harjo mengatakan Bandara Juanda Surabaya kehilangan pendapatan 1,4 miliar karena penutupan akibat dampak erupsi Gunung Kelud, Jawa Timur. "Kira-kira kami kehilangan pendapatan sebesar Rp 1,4 miliar di tambah Rp 1,1 miliyar," kata Trikora.
Pada Jumat 14 Februari dan Sabtu 15 Februari 2014 Terminal 1 maupun Terminal 2 Bandara Juanda ditutup karena debu vulkanik letusan Gunung Kelud. Semua aktivitas bandara dihentikan. Juanda baru dibuka lagi pada Sabtu petang. Itu pun belum normal. (Baca juga : Pasca Letusan Kelud, Dua Bandara Masih Tutup)
Menurut Trikora, pendapatan Bandara Juanda terdiri dari pendapatan airo dan pendapatan non-airo. Pendapatan airo yang diperoleh dari pengoperasian airline, sedangkan pendapatan non-airo berasal dari penjualan barang-barang pada stand-stand makanan ataupun suvenir.
Dia menjelaskan, jumlah penerbangan dari Bandara Juanda mencapai 160 kali per hari. Sedangkan kalau pulang pergi (PP) mencapai 386 pesawat. "Jumlah penumpangnya kira-kira 160 per pesawat," kata Trikora. (Lihat juga : Dampak Kelud, Bandara Husein Rugi Ratusan Juta)
Untuk memberikan pelayanan yang memuaskan dari pengguna jasa, Trikora mempercepat pengoperasian di bandara dengan membersihkan debu vulkanik yang menyelimuti badan pesawat, runway dan taxiway.
MOHAMMAD SYARRAFAH (SURABAYA)
Terpopuler :
Mengapa Rupiah Menguat Paling Tajam Se-Asia?
Bos Sritex Lukminto Dimakamkan Hari Ini
Bandara Husein Sastranegara Dibuka Lagi Pagi Ini
Agar Tak Kewalahan Kejar Pajak, Buka Data Bank!