TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus suap dan pencucian uang di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi, Rudi Rubiandini, membantah dakwaan bahwa dirinya mencuci uang hasil suap. Aliran duit dan dana pembelian tanah diklaim dari duit pribadinya.
"Dari 2010-2013, pendapatan saya total Rp 15 miliar," katanya setelah mengikuti sidang yang menghadirkan beberapa saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa, 18 Februari 2014.
Rudi mengklaim duit itu merupakan akumulasi honornya ketika menjadi konsultan, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, dan menjabat Kepala SKK Migas. Duit itu lantas ia pakai buat membeli rumah, mobil, tanah, dan properti lain. "Total pengeluaran saya hingga kini sekitar Rp 4 miliar," katanya. (Lihat Infografik: Ujung Pipa Dana Pelicin) dan (Lihat Infografik: Ujung Pipa Dana Pelicin)
Terkait pengakuan sopirnya, Asep Toni, yang mengatakan dirinya kerap mentransfer duit ke banyak rekening dan menukarkan dolar Singapura, Rudi mengklaim itu adalah dana sosial yang selalu ia keluarkan jelang bulan Ramadan atau Idul Fitri. Tiap tahun, kata Rudi, dia menyiapkan Rp 300-500 juta.
"(Itu) Buat karyawan saya yang muslim dan teman-teman juga keluarga. Itu sudah saya lakukan bertahun-tahun," katanya. Rudi menegaskan duit itu bukan hasil suap yang selama ini didakwakan kepada dirinya. Menurut dia, sisa duitnya masih banyak dan ada beberapa piutang yang belum dilunasi. (Baca pula: Akui Ketemu Rudi, Tri Yulianto Sangkal Soal THR).
"Seperti Rp 2 miliar yang dipinjam Helly Triarijanto (sepupu Rudi) buat membeli tanah," katanya.
Sebelumnya, Helly bersaksi bahwa dirinya meminjam Rp 2 miliar kepada Rudi buat membeli sebidang tanah dan bangunan tua di Jalan Haji Ramli Nomor 15, Tebet, Jakarta Selatan. Helly dan Rudi sama-sama menampik bahwa Rudi hanya meminjam nama Helly untuk membeli tanah itu. Helly menegaskan dia yang membeli tanah itu dengan duit pinjaman Rudi.
KHAIRUL ANAM
Berita Terpopuler
Dosen UGM: Jangan Hukum Anggito Seumur Hidup
Ahok: Pengusahanya Kurang Ajar, Mau Dikte Kami!
Menunggu 9 Jam, Pengungsi Hanya Ditemui SBY 10 Menit
Rekor Sitaan KPK: 37 Mobil Adik Ratu Atut!