TEMPO.CO , Jakarta - Pengamat Ekonomi asal Universitas Tirtayasa Banten, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan terganggunya sentra produksi pangan akibat letusan Gunung Kelud, Jawa Timur dapat berakibat pada kurangnya pasokan bahan pangan sayur mayur di pasaran. Ia mengatakan menghadapi kondisi gangguan tersebut langkah yang memang perlu dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga adalah impor.
"Kalau pasokan kurang, pilihan jangka pendek mau nggak mau impor, tidak mungkin tunggu masa tanam dahulu," kata Dahnil ketika dihubungi, 17 Februari 2014. Ia mengatakan untuk melakukan impor tersebut, pemerintah tetap harus menggunakan data dan fakta sebelum mengambil keputusan. (Baca juga : Inflasi Akibat Kelud hingga April)
"Pemerintah perlu memaparkan data dan fakta dahulu, bahwa kondisi suplai pangan seperti apa," kata Dahnil. Ia mengatakan pemerintah perlu memastikan terlebih dahulu kondisi ketersediaan hasil pertanian sebelum melakukan impor.
Ia mengatakan terganggunya inflasi oleh bahan pangan akibat terpusatnya sentra produksi di Pulau Jawa. Ia mengatakan pemerintah perlu mengambil kebijakan penggeseran atau pembagian sentra pangan di beberapa pulau lain seperi Sumatera dan Kalimantan untuk mencegah kondisi serupa terulang. (Lihat juga : Kelud Meletus, Pedagang Batam Naikkan Harga Cabai)
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga khawatir pasokan sayur nasional anjlok akibat kelud. "Yang perlu diperhatikan adalah pasokan ke depan karena pasokan bahan pokok, khususnya produk hortikultura yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur mulai berkurang," katanya, di Jakarta, Senin 17 Februari 2014.
Khusus untuk cabai, beberapa sentra produksi di Jawa Timur seperti Blitar, Kediri, Malang dan Nganjuk sudah dipastikan gagal panen. Hal ini diperkirakan akan mengurangi pasokan ke pasar lokal, antar kota (DKI Jakarta dan Banten) hingga antar pulau (Ambon dan Papua). (Berita terkait : Dampak Kelud, Harga Cabai Naik 10 Persen)
Sementara untuk komoditas bawang merah, kerusakan lahan pertanian di Nganjuk sebagai sentra produksinya juga dikhawatirkan akan mengurangi pasokan secara nasional. "Nganjuk ini memberi kontribusi terhadap 12 persen pasokan bawang merah nasional," kata Lutfi. (Artikel lain : Dampak Kelud, Dua Pekan Lagi Harga Akan Naik)
Namun menurut Lutfi, impor tak serta merta dipandang sebagai solusi. Sebagai orang yang baru beberapa hari menjabat Menteri Perdagangan, Lutfi memilih untuk lebih dulu berkoordinasi dengan instansi lain. "Kami identifikasi dulu masalahnya, kami koordinasikan dengan instansi lain, lalu putuskan beberapa tindakan yang mesti dikerjakan," katanya.
MAYA NAWANGWULAN
Terpopuler :
Demi Cucu, Bos Sritex Lukminto Ziarah Walisongo
Rupiah Kembali Paling Perkasa Se-Asia
Kata BRI dan BNI Soal Utang Korban Kelud
Dampak Kelud, Bandara Juanda Rugi Rp 2,5 Miliar