TEMPO.CO, Jakarta - Melemahnya nilai tukar yen Jepang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi sentimen negatif di pasar uang Asia.
Di transaksi pasar uang hari ini, rupiah melemah 63 poin (0,52 persen) ke level 11.848 per dolar AS. Rupiah terimbas pelemahan mata uang regional menyusul jatuhnya yen hingga menembus level terendahnya, yakni 102,7 per dolar AS, tadi pagi.
Analis dari PT Monex Investindo Futures, Daru Wibisono, mengatakan kebijakan bank sentral Jepang (BOJ) yang menyatakan tetap mempertahankan stimulus moneter 60-70 triliun yen membuat nilai tukarnya melemah. "Pelonggaran sistem moneter di Jepang berdampak meningkatnya arus peredaran uang sehingga nilai tukarnya merosot."
Dalam pernyataan resminya, BOJ memutuskan untuk mempertahankan kebijakan stimulusnya meski pertumbuhan ekonomi berjalan lambat pada 2013. BOJ memperpanjang fasilitas pinjaman khusus untuk setahun ke depan. Institusi keuangan bisa meminjam dana dari bank hingga dua kali lipat dari jumlah pinjaman mereka.
Pelonggaran moneter oleh BOJ memang disengaja oleh pemerintahnya untuk menunjang program pemerintah yang dikenal sebagai Abenomics. Jepang perlu melemahkan kurs untuk meningkatkan daya saing ekspor produk-produk mereka. "Ketika yen melemah, diharapkan industri berorientasi ekspor akan tumbuh," ujar Daru.
Pergerakan rupiah diperkirakan akan mengikuti sentimen pelemahan mata uang regional seiring mulai habisnya sentimen positif dari dalam negeri. Di sisi lain, penguatan rupiah yang terlalu cepat disinyalir akan membuat pelemahan rupiah berlangsung cepat pula.
PDAT | M. AZHAR