TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan meminta PT Timah Tbk untuk membangun pilot project pengolahan tanah jarang atau rare earth. Mineral tanah jarang ini banyak digunakan untuk bahan pembuatan layar televisi, laptop, dan telepon seluler. Maka ia memberikan tenggat waktu untuk PT Timah melakukan pembangunan proyek tersebut. "Saya minta mewujudkan pilot project pengolahan tanah jarang ini dalam waktu satu tahun," kata Dahlan di Jakarta, Selasa, 18 Februari 2014.
Menurut Dahlan, PT Timah membiarkan sisa pengolahan timahnya dibeli pihak lain untuk diekspor. Padahal sisa pengolahan timah (waste) itu, kata dia, bisa diolah lagi untuk diambil unsur tanah jarangnya. "Ini sangat strategis menjadi barang yang penting di dunia," katanya. Jumat mendatang, ia akan ke Bangka-Belitung khusus untuk membicarakan hal itu.
Dalam pertemuan Para Menteri Bidang Mineral ASEAN (AMINN) keempat di Nusa Dua, Bali, bulan November lalu, penggunaan tanah jarang sempat disinggung. Ketua Pertemuan Pejabat Tinggi Bidang Mineral ASEAN (ASOMM) Sukhyar mengatakan Indonesia berkepentingan dalam program pemanfaatan mineral tanah jarang. Hal itu lantaran mineral ini banyak terdapat di sejumlah daerah terutama Bangka Belitung sebagai produsen timah.
Mineral tanah jarang selama ini terbuang percuma bersama limbah hasil tambang (tailing). Padahal mineral tersebut sangat bermanfaat bagi industri telekomunikasi. Jepang dalam kerangka kerja sama dengan ASEAN menyatakan kesediaannya untuk membantu dalam alih teknologi pemanfaatan mineral tanah jarang tersebut.
ANANDA PUTRI
Terpopuler:
Roger Danuarta Positif Pakai Heroin
Wali Kota Tri Rismaharini Siap Mundur
Dituding Plagiarisme, Anggito Mundur dari UGM
Dosen UGM: Jangan Hukum Anggito Seumur Hidup
Ahok: Pengusahanya Kurang Ajar, Mau Dikte Kami!
Siapa M, Pria Penyuntik Heroin ke Tangan Roger?
Ditanya Seleb di Sekitar Suaminya, Airin Hanya...
Ahok Soal Jakarta Monorail: Tak Sanggup, Ya Disetop