TEMPO.CO, Surakarta - Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo Surakarta ditutup sejak Jumat, 14 Februari 2014, karena terkena dampak erupsi Gunung Kelud. Area Bandara, seperti landasan, apron, dan taxi way, tertutup abu vulkanik dengan ketebalan hingga 2 sentimeter.
General Manager Garuda Indonesia Solo Flora Izza mengaku kehilangan potensi pendapatan Rp 600 juta per hari dari hasil penjualan tiket. Dalam sehari, ada lima penerbangan Garuda dengan rute Solo ke Jakarta. Tiap pesawat rata-rata membawa 120 penumpang. "Dengan harga tiket rata-rata Rp 1 juta, berarti potensi pendapatan kami tiap hari sekitar Rp 600 juta. Karena Bandara masih ditutup, potensi pendapatan itu hilang," ucapnya.
Karena Bandara sudah ditutup selama lima hari, berarti potensi pendapatan yang hilang menjadi Rp 3 miliar. Dan akan menjadi Rp 4,2 miliar jika Bandara benar-benar baru beroperasi pada 20 Februari nanti.
Untuk pengembalian tiket ke calon penumpang, dia mengaku sejak 14 Februari hingga 17 Februari sudah mengembalikan uang tiket sebesar Rp 450 juta. "Kalau ditambah dua hari lagi (18 dan 19 Februari), mungkin bisa sampai Rp 600 juta," kata Flora.
Distrik Manager Sriwijaya Air Solo Taufik Sabar mengatakan dalam sehari ada tiga penerbangan dari Solo ke Jakarta. Untuk tiap penerbangan rata-rata ada pendapatan Rp 60 juta dari hasil penjualan tiket. Jadi dalam sehari pihaknya kehilangan potensi pendapatan Rp 180 juta.
Untuk pengembalian uang tiket, dia belum menghitung. Sebab, sebagian calon penumpang dari Solo diarahkan terbang ke Jakarta dari Semarang. "Karena ada dua penerbangan ekstra Semarang-Jakarta pada 16-18 Februari untuk menampung calon penumpang Sriwijaya dari Solo dan Yogyakarta," ucap Taufik.
General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta Abdullah Usman mengatakan saat ini proses pembersihan tengah dilakukan. Dia menargetkan Bandara kembali dibuka pada 20 Februari 2014 pukul 07.00.
Akibat penutupan itu, Abdullah mengaku bahwa Bandara kehilangan potensi pendapatan dari pengelolaan Bandara. Misalnya pendapatan dari airport tax dan parkir pesawat. "Kalau dari parkir pesawat dan airport tax, kami kehilangan potensi pendapatan Rp 97 juta di hari pertama penutupan Bandara," katanya, Selasa, 18 Februari 2014.
UKKY PRIMARTANTYO