Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PBB Kumpulkan Bukti Kekejaman Pemimpin Korea Utara  

Editor

Rosalina ocha

image-gnews
Kim Jong-Un  dan istrinya Ri Sol-Ju. REUTERS/KCNA
Kim Jong-Un dan istrinya Ri Sol-Ju. REUTERS/KCNA
Iklan

TEMPO.CO, Seoul - Komisi Penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Isu Hak Asasi Manusia memperingatkan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, bahwa pelanggaran hak warga sipil yang kerap dilakukannya akan dimintai pertanggungjawaban. Kim Jong-un bisa diseret ke pengadilan internasional atas kasus penculikan, penyiksaan, dan kelaparan massal terhadap rakyat Korea Utara.

Panel Komisi telah mengumpulkan bukti-bukti selama hampir satu tahun. Bukti dikumpulkan melalui wawancara dengan lebih dari 80 saksi yang mengungkapkan kekejaman di kamp-kamp penjara rahasia, termasuk melalui teknologi citra satelit. Dari hasil pengumpulan bukti-bukti tersebut banyak ditemukan aksi kekejaman pemimpin rezim negara sosialis itu terhadap rakyatnya sendiri.

Dalam laporan Komisi Penyelidikan PBB, seorang wanita yang selamat dari kamp kerja paksa di Korea Utara mengungkapkan bahwa keempat anak dan orang tuanya mati kelaparan di dalam kamp. Mereka ditangkap karena dituduh "menggosipkan" mantan pemimpin Korea Utara. Bahkan ada kasus di mana seorang wanita yang sedang hamil dipaksa melakukan aborsi melalui kelahiran paksa di dalam penjara.

Ketua Komisi Penyelidikan PBB Michael Kirby menyajikan laporan setebal 372 halaman untuk diserahkan kepada Dewan HAM PBB di Jenewa pada 17 Maret mendatang. Panel juga merilis video kesaksian para korban yang berhasil lolos dari kamp penjara, termasuk penjaga penjara dan mantan perwira tentara.

"Korban yang selamat dari kamp-kamp ini memberikan gambaran bagaimana kengerian para tahanan yang berada di dalam kamp-kamp penjara terburuk di Korea Utara--di mana pihak Pyongyang menyangkal keberadaan kamp ini," kata Phil Robertson, Wakil Direktur Asia dari Human Rights Watch.

Dalam video, Kim Young-soon mengatakan ia menghabiskan hidupnya selama sembilan tahun di kamp penjara Yodok bersama orang tua dan empat anaknya. Ia ditahan karena dituduh "menggosipkan" skandal temannya dengan Kim Jong-il, mantan penguasa Korea Utara sebelumnya yang juga ayah dari Kim Jong-un.

"Mungkin saya pelakunya, tapi enam anggota lain keluarga saya juga dijebloskan ke penjara tanpa tahu apa yang dituduhkan," kata dia. Saat di penjara, orang tua Kim; anak perempuan pertamanya berumur 9 tahun; dan tiga anak lelakinya yang masing-masing berusia 7 tahun, 4 tahun, dan 1 tahun; semuanya mati di dalam kamp karena kelaparan. "Tidak ada kata yang dapat membantumu memahami tempat seperti apa itu," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kim Joo-il, seorang mantan perwira militer, berbicara di depan kamera tentang kelaparan massal penduduk dan menjelaskan bagaimana orang-orang mati kelaparan. Saksi lainnya, Park Ji-hyun, mengatakan di depan panel bahwa realita yang terjadi di Korea Utara adalah begitu banyak orang kelaparan. "Mereka sampai makan makanan anjing dan pakan ternak yang ditinggalkan di rumah orang lain," katanya.

Park mengatakan dirinya menjadi korban perdagangan manusia dan dijual kepada seorang petani Cina saat tertangkap ketika mencoba melarikan diri. Ia kemudian dikirim ke kamp kerja paksa Korea Utara. Bagi tahanan wanita yang sedang hamil akan dipaksa aborsi. "Wanita hamil yang dikirim ke kamp kerja paksa tetap diperintah menuruni dan menaiki bukit sambil membawa beban berat sehingga secara alami akan mengalami keguguran," katanya.

Menanggapi temuan panel PBB, Korea Utara menolak laporan hasil investigasi tersebut dan menyebutnya sebagai "produk politisasi hak asasi manusia dari Uni Eropa dan Jepang yang beraliansi dengan kebijakan permusuhan Amerika Serikat."

ABC NEWS | ROSALINA

BERITA LAINNYA
Hong Kong Setuju Ada Pelabuhan Militer Cina
106 Orang Tewas dalam Serangan Islamis di Nigeria
Tarif Hotel Meningkat, Jemaah Umrah Saudi Mengeluh
Rusia Barter Minyak Iran dengan Reaktor Pembangkit  
Dubes Malaysia: Orang Indonesia Suka Akronim  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

25 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri pertemuan majelis politik Komite Sentral Partai Buruh Korea, di Korea Utara, dalam foto yang dirilis pada 14 Agustus 2020. Dalam pertemuan tersebut, Kim mengatakan bahwa akan menutup perbatasannya dan menolak bantuan dari luar negeri karena telah melakukan kampanye anti virus yang agresif. KCNA via REUTERS
Eks Dubes Korea Utara Untuk Kuwait Kabur ke Korea Selatan

Mantan duta besar Korea Utara untuk Kuwait Ryu Hyun Woo memutuskan kabur ke Korea Selatan bersama keluarganya.


Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

20 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Kim Jong Un Hukum Berat Warga Korea Utara yang Nikmati Hiburan Korea Selatan

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memberlakukan denda atau penjara bagi siapa pun yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru aksennya.


Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

2 Januari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri pertemuan Biro Politik Komite Sentral ke-7 Partai Pekerja di Pyongyang, Korea Utara, 30 Desember 2020. Langkah pertama Kim di awal 2021 akan menjadi sinyal pendekatan pertamanya terhadap presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden. KCNA/via REUTERS
Tahun Baru 2021, Kim Jong Un Pilih Tulis Surat Untuk Rakyatnya

Dalam surat itu, Kim Jong Un mengucapkan terima kasih kepada rakyatnya karena telah mempercayai dan mendukungnya di masa-masa sulit.


Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

12 Desember 2020

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, tersenyum saat melihat salah satu rumah saat memeriksa lokasi rekonstruksi di daerah yang dilanda topan di Provinsi Hamgyong Selatan, Korea Utara, 14 Oktober 2020. Kim Jong Un menjadi sorotan dunia saat  dirinya menangis di tayangan televisi pada akhir pekan lalu. KCNA via REUTERS
Tujuh Negara Tuding Korea Utara Manfaatkan Pandemi Untuk Langgar HAM Warganya

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pun menggelar rapat membahas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Korea Utara ini


Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

2 Desember 2020

Cina Dikabarkan Beri Vaksin COVID-19 Eksperimental ke Kim Jong Un

Korea Utara dikabarkan telah menerima vaksin COVID-19 eksperimental dari Cina. Bahkan, Kim Jong Un dikabarkan sudah memakainya.


Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

30 November 2020

Vaksin Covid-19 AstraZeneca. REUTERS/Dado Ruvic
Peretas Korea Utara Targetkan Pembuat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

Para peretas menyamar sebagai perekrut di situs jejaring LinkedIn dan WhatsApp untuk mendekati staf AstraZeneca.


Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

29 November 2020

Cegah Covid-19, Korea Utara Tambah Pos Jaga di Perbatasan

Pemerintah Korea Utara menambah jumlah pos penjagaannya dan membangun tembok pertahanan di perbatasannya guna mencegah masuknya virus corona.


Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

23 November 2020

Foto dokumentasi militer Rusia. Tahun lalu, tiga lumba-lumba ini menghilang di musim kawin untuk mencari pasangan, tetapi kembali ke pangkalan sesudahnya. Dailymail.co.uk
Militer Korea Utara Diduga Latih Lumba-lumba Kamikaze

'Karamba' khusus untuk program pelatihan militer mamalia laut seperti lumba-lumba terekam dalam citra satelit Sungai Taedong.