TEMPO.CO, Pekanbaru - Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi berpesan kepada Gubernur Riau yang baru dilantik, Annas Maamun, agar segera menuntaskan persoalan bencana asap tahunan di Riau.
Menurut Gamawan, dampak kabut asap Riau turut dirasakan undangan acara pelantikan tersebut. Akibat kabut asap ini, kata dia, dua petinggi Partai Golkar, yakni Akbar Tandjung dan Fahmi Idris, terlambat datang karena pesawat yang mereka tumpangi terpaksa menunda penerbangan selama dua jam. Begitu juga dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, yang batal hadir karena adanya asap.
"Jika tidak ada kabut asap, saya rasa lebih banyak lagi yang datang," kata Gamawan dalam sambutannya saat pelantikan Gubernur Riau di Pekanbaru, Rabu, 19 Februari 2014.
Kendati demikian, Gamawan memuji antusiasme masyarakat Riau dalam menyambut pelantikan gubernur mereka. "Baru kali ini saya melihat karangan bunga ucapan selamat sepanjang 2 kilometer," katanya.
Gamawan berharap Gubernur Annas mampu menyelesaikan persoalan kabut asap yang setiap tahun melanda Riau. Gamawan meminta Annas membentuk tim pemadam api terpadu di desa-desa untuk mengantisipasi kebakaran lahan sejak dini. Apalagi, kabut asap dikhawatirkan mengganggu negara tetangga, yakni Malaysia dan Singapura. "Jika api sudah ditangani sejak awal, kabut asap tidak akan muncul," katanya.
Sebelumnya, empat maskapai terpaksa terpaksa menunda penerbangan lantaran kabut asap menyelimuti Riau. Pesawat yang penerbangannya ditunda yakni Garuda GA 170 dari Jakarta, Lion Air JT 388 dari Jakarta, Silk Air MI 252 dari Singapura, dan Sky Aviation dari Malaka. Asap terlihat pekat pada pukul 06.00. Jarak pandang pun hanya mencapai 500 meter.
"Jarak pandang tidak memungkinkan untuk melakukan pendaratan," kata Duty Manager Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Ibnu Hasan, kepada Tempo, Rabu, 19 Februari 2014.
RIYAN NOFITRA
Terpopuler
Risma Mau Mundur, Elite PDIP Terbang dan Merayu
Apel Pagi, Wali Kota Risma Setrap Dua PNS Baru
8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia
Suku Dayak Tebar Beras Kuning, Polisi Mundur
BNN: Heroin Roger Danuarta Langka di Indonesia