TEMPO.CO, Kediri - Ketua Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Kediri Masykuri memastikan enam jalur lahar di wilayah Kediri berfungsi dengan normal. Namun warga diminta mewaspadai pergerakan lahar di luar jalur seperti yang terjadi di Desa Badas, Kandangan.
Masykuri mengatakan saat ini terdapat enam sungai aliran lahar yang siap menampung material Kelud. Keenam sungai itu adalah Sungai Konto, yang melintasi 14 desa di Kecamatan Kandangan; Sungai Lahar Lestari di Kecamatan Puncu, yang melintasi 13 desa; Sungai Lahar Pulo atau Kali Sukorejo yang terbagi dua, bagian yakni aliran selatan dengan 19 desa dan aliran utara dengan 10 desa; Sungai Sumber Agung yang melintasi 18 desa; Sungai Lahar Gedog yang melintasi 15 desa; serta Sungai Petung Kobong dengan 7 desa.
Dari seluruh aliran lahar tersebut, Sungai Konto adalah yang terbesar. Aliran ini pula yang menenggelamkan 3 rumah, 1 musala, dan 3 kendaraan dalam banjir lahar dingin yang terjadi pada Selasa malam, 18 Februari 2014.
Menurut Masykuri, seluruh aliran lahar itu dalam keadaan baik dan berfungsi normal. Hanya, ketika debit air tinggi terkadang mencari jalan sendiri dan menyasak bantaran sungai. "Namun warga di bantaran tak begitu banyak," katanya.
Aparat keamanan, dia menambahkan, sudah bersiaga di tempat-tempat bantaran yang dihuni warga. Mereka akan segera mengevakuasi jika terjadi potensi hujan deras di gunung.
Kondisi yang sama disampaikan BPBD Kabupaten Blitar. Lima aliran lahar di kawasan tersebut dipastikan normal. Mereka adalah aliran lahar di Kecamatan Wlingi, Talun, Garum, Nglegok, Ponggok, dan Udanawu. "Sepertinya aliran lahar banyak ke Kediri kali ini," kata Yunandri, anggota BPBD Blitar.
HARI TRI WASONOBerita Terpopuler:
8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia
Baru Ketemu Risma, Wisnu Sudah Cerita Proyek
Anggito Abimanyu Pernah Kecewa pada Yudhoyono