TEMPO.CO, Jakarta - Menurunnya indeks pengembangan perumahan di Amerika Serikat (AS) membuat dolar kembali tertekan oleh mata uang regional. Situasi itu kemudian dimanfaatkan oleh rupiah untuk kembali menguat. Di transaksi pasar uang hari ini, kurs rupiah naik 70 poin (0,59 persen) ke level 11.778 per dolar AS. Rupiah menguat di tengah mata uang Asia yang cenderung bervariasi.
Analis pasar uang dari Bank Mandiri, Reny Eka Putri, mengatakan rupiah kembali meneruskan reli penguatannya terhadap dolar AS setelah sempat terhenti pada perdagangan hari Selasa, 18 Februari 2014. "Turunnya data perumahan di AS serta membaiknya data ekonomi dalam negeri meningkatkan kepercayaan investor terhadap rupiah."
Indeks pengembangan perumahan di AS turun dari 56 menjadi 46. Hal ini mengindikasikan tingkat kepercayaan konsumen untuk melakukan pinjaman masih belum pulih. Di sisi lain, pelaku pasar masih meyakini pertumbuhan ekonomi belum pulih sepenuhnya sehingga kepercayaan terhadap dolar AS merosot.
Adapun laju rupiah semakin mulus lantaran terus diguyur oleh sentimen positif dari data ekonomi dalam negeri. Menurut Reny, surplus neraca perdagangan berturut-turut sejak Desember telah meningkatkan kepercayaan diri investor.
Bila rilis neraca perdagangan bulan depan kembali mengalami surplus, Reny optimistis rupiah bisa meluncur lebih jauh lagi. "Target kuat berikutnya mengarah ke 11.400 per dolar AS," katanya.
Hingga 16.45 WIB, mata uang Asia bervariasi. Dolar Hong Kong melemah 0,01 persen ke 7,7555 per dolar AS, won Korea menguat 0,02 persen ke 1.065,65 per dolar AS, yuan melemah 0,15 persen ke 6,0764 per dolar AS, dan dolar Singapura menguat 0,02 persen ke 1,2608 per dolar AS.
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler:
8 Kasus Plagiat yang Menghebohkan Indonesia
Baru Ketemu Risma, Wisnu Sudah Cerita Proyek
Anggito Abimanyu Pernah Kecewa pada Yudhoyono
Pesan Jokowi untuk Wali Kota Risma: Sabar ya, Bu...
Hasil Lengkap Pertandingan Liga Champions
Curhat Wali Kota Risma kepada Elite PDIP
Digempur Lobi Jalur ITS dan Sogokan, Surutkah Risma?