TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bogor terpilih, Bima Arya Sugiharto, menyatakan siap bekerja sama dengan Jokowi untuk mengatasi persoalan di Jakarta. Namun pernyataannya disertai dengan catatan, "Jika Mas Jokowi masih menjadi gubernur," kata Bima, saat menjadi pembicara di Universitas Paramadina, Rabu, 19 Februari 2014.
Bima Arya menyinggung wacana pencalonan Jokowi sebagai presiden. Jika benar-benar menghuni Istana Negara, Bima mempunya satu permintaan untuk Jokowi. "Saya minta Istana Bogor dibuka untuk rakyat," katanya. Jokowi hanya tersenyum mendengar permintaan Bima.
Bima menyampaikan sejumlah permasalahan di birokrasi. Ketika mengumpulkan birokrat di lingkungan Pemerintah Kota Bogor, Bima Arya mengatakan kota hujan ini sudah memiliki perencanaan. Persoalannya, kata dia, adalah belum ada yang mengeksekusi. "Semua sudah ada," katanya.
Persoalan kedua adalah mengenai penempatan orang untuk jabatan tertentu. Bima Arya mengkritik jabatan kepala dinas pariwisata yang diisi oleh mantan kepala satuan polisi pamong praja. Padahal, kata dia, jantung utama perekonomian Kota Bogor adalah pariwisata.
Persoalan ketiga adalah mengenai transparansi dan sosialisasi. Bima mencontohkan pengalamannya ketika dia menerima aduan soal rencana tetangganya yang akan membuka klinik. Tetangga Bima mengaku dimintai uang Rp 1 miliar. Padahal, kata Bima, tidak ada pungutan dalam pemberian izin seperti itu. Dia menilai birokrasi sengaja menciptakan ruang abu-abu untuk memperoleh keuntungan. "Pungutan luar biasa banyak. Ke depan, transparansi penting," kata Bima.
WAYAN AGUS PURNOMO