TEMPO.CO, Brebes - Jalur alternatif di wilayah Kabupaten Brebes yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Barat masih dibiarkan rusak dan terbengkalai. Dari pantauan Tempo, Kamis, 20 Februari 2014, lubang-lubang besar tampak menganga di sepanjang jalur alternatif yang membentang dari Kecamatan Losari, Tanjung, hingga Kersana.
Lubang-lubang yang digenangi air keruh sisa hujan itu sambung-menyambung sepanjang tiga kilometer. Diameter tiap lubang bervariasi dari satu meter hingga dua meter. Kedalaman rata-rata tiap lubang sekitar 30 sentimeter.
Kerusakan paling parah terlihat di Desa Luwunggede, Kecamatan Tanjung, dan di Desa Cigadog, Kecamatan Kersana. Di dua wilayah desa itu, beberapa lubang di lajur kiri dan kanan bahkan telah menyambung menjadi kubangan besar. Sisa jalan yang belum tergerus lubang menjadi rebutan pengendara sepeda dan sepeda motor dari arah timur dan barat.
Kondisi ini memaksa mobil pribadi dan truk melaju dengan kecepatan hanya lima kilometer per jam karena harus menerjang lubang-lubang tersebut. “Jalan ini hanya diperbaiki kalau sudah mendekati musim mudik Lebaran,” kata Sholeh, 34 tahun, warga Desa Luwunggede, kepada Tempo.
Sholeh mengatakan jalur alternatif itu menghubungkan Tegal, Brebes, dan Cirebon. Adapun jalur alternatif di Kecamatan Kersana menghubungkan Brebes dan Purwokerto. “Sering terjadi kecelakaan saat malam karena juga minim lampu penerangan,” ujarnya.
Menurut warga Desa Prapag Lor, Kecamatan Losari, Ajirin, 42 tahun, kerusakan jalur alternatif itu sudah dibiarkan selama sekitar dua tahun. “Musim mudik tahun lalu jalannya masih rusak,” kata Ajirin, yang juga anggota Komisi III DPRD Brebes itu.
Ia menambahkan, pengecoran jalan sudah dilakukan pada Desember 2013. Namun pengerjaannya berhenti di perbatasan Kecamatan Losari dan Tanjung. “Jalur alternatif itu statusnya milik Provinsi Jawa Tengah,” ujarnya.
Kepala Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Jawa Tengah Wilayah Tegal, Tri Haryono, mengatakan ada paket pekerjaan dari Semarang untuk perbaikan jalur alternatif di Brebes. “Pekerjaannya rigid atau betonisasi sepanjang dua kilometer untuk lokasi yang parah,” kata Tri saat dihubungi Tempo.
Selain betonisasi, Tri menambahkan, akan ada pemeliharaan rutin berupa penambalan lubang. Namun Tri belum bisa menjelaskan secara rinci rencana perbaikan jalur alternatif itu. “Maaf, saya masih rapat dengan gubernur,” kata Tri lewat pesan pendek.
DINDA LEO LISTY