TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi, mengatakan bukan tidak mungkin Indonesia akan bangkrut dalam sepuluh tahun mendatang. Ia menyebutkan masalah inflasi dan jebakan pendapatan kelas menengah bisa menjadi penyebab kebangkrutan bila tidak dikelola dengan baik.
"Kalau kita tidak memperbaiki diri kita dan melakukan perubahan yang benar, inflasi dan middle income trap bisa menjadi masalah," kata Sofjan di Jakarta Convention Center, Kamis, 20 Februari 2014. Ia beralasan sebagian besar pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh kekayaan alam, tapi lambat laun sumber daya tersebut akan habis jika terus-menerus dieksploitasi.
Karena itu, Sofjan mengatakan pemerintah harus segera mengandalkan sektor manufaktur. Sektor pertanian dan energi harus diperbaiki dan jangan lagi dijadikan andalan. "Kita harus ubah. Kita harus cepat gantikan dengan sektor manufaktur. Sumber daya manusia kita juga harus diubah," katanya.
Apindo menilai tiap negara memiliki potensi kebangkrutan. Tiap negara, jika tidak mengelola sumber dayanya dengan baik, bisa mengalami kebangkrutan. "Kalau Indonesia yang begini besar bangkrut, itu bodohnya kita. Saya tidak terlalu percaya kita bangkrut tapi harus ada usaha bersama.”
Untuk keluar dari jebakan pendapatan kelas menengah, Sofjan mengatakan pemerintah dan pengusaha harus mengelola sumber daya manusia dengan baik. Permasalahannya, Indonesia menjalankan demokrasi tanpa suatu kejelasan sehingga kepentingan rakyat, termasuk tenaga kerja, sering kali tidak menjadi prioritas. "Demokrasi kan untuk kepentingan rakyat, bukan hanya asal teriak mencari keuntungan sendiri. Kita harusnya bisa tumbuh 8-10 persen untuk menyerap tenaga kerja," katanya.
Selain itu, Indonesia juga harus mengubah fokus kebijakan, tidak hanya mengeruk kekayaan alam tanpa rencana jangka panjang yang jelas. "Impor juga tidak usah kalau bisa menggunakan produk dalam negeri," tutur Sofjan.
ANANDA TERESIA
Berita terpopuler:
Facebook Beli WhatsApp Senilai US$19 Miliar
Tifatul: 50 Persen Pelajar Pernah Akses Pornografi
Yahoo Akuisisi Startup Distill
Facebook Kini Beri Banyak Pilihan Jenis Kelamin