TEMPO.CO, Yogyakarta: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta baru bisa mengumpulkan 30 ribu karung abu vulkanik. Padahal, sudah disebar sebanyak 100 ribu karung ke masyarakat untuk pembersihan abu vulkanik Gunung Kelud.
"Sementara baru ada 30 ribu an karung abu yang bisa dikumpulkan," kata Prasetyo Budi Laksono, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis 20 Februari 2014.
Satu karung, kata dia, bisa berisi 50 kilogram abu vulkanik. Berat karung itu bervariasi karena ada yang penuh dan ada yang setengahnya saja. Abunya yang kering, juga ada yang basah.
Saat ini, karung-karung berisi abu Gunung Kelud itu ditumpuk di halaman parkir Gedung Olahraga Amongrogo, di samping kantor BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta di Jalan Kenari Yogyakarta.
Jumlah itu hanya sebagian kecil dari abu yang mengguyur Daerah Istimewa Yogyakarta. Karena banyak abu yang tidak diambil, dan ada juga yang dimanfaatkan oleh rumah tangga.
Prasetyo mengatakan, masyarakat yang menginginkan abu itu untuk dimanfaatkan sebagai urug atau lainnya, dipersilakan. Sebab, abu itu bisa dimanfaatkan untuk campuran bangunan. Untuk penggunaan sebagai pupuk, kata dia, masih perlu kajian. Sebab, kandungannya lebih banyak kalsium, silika dan bahan besi.
Setiap hari, sedikitnya sebanyak 60 truk mengangkut abu dari berbagai kota/kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prasetyo mengatakan, bagi masyarakat yang tidak memanfaatkan abu dan sudah memasukkan dalam karung, bisa menempatkan dipinggir jalan untuk diambil petugas, relawan dan tim sapu bersih abu.
Pihak BPBD juga sudah membagi sebanyak 750 angkro atau alat angkut material 1 roda (disebut juga dengan nama celeng). Alat itu disebar ke semua kabupaten/kota. Kalau ada yang butuh bantuan, diminta menghubungi telepon 0274-8300700.
Pada masa tanggap darurat abu Kelud, BPBD telah mengeluarkan dana sebanyak Rp 1,942 miliar untuk penanggulangan dan berbagai kegiatan antisipasi bahaya abu Kelud.
Menurut Didiek Poerwadi, Asisten II bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Daerah Istimewa Yogyakarta, pengambilan abu dari lokasi-lokasi masyarakt dan fasilitas umum terus dilakukan. Sabtu-Minggu (22-23/2) akan dilakukan gerakan sapu bersih abu di tengah masyarakat. "Senin kita bisa promosikan Yogyakarta sudah bersih," kata dia.
MUH SYAIFULLAH
BERITA LAINNYA
Mengapa Risma Tolak Jalan Tol Tengah Surabaya?
Abraham Samad: KPK Akan Berlari meski dengan Satu Kaki
PRT yang Disiksa di Rumah Jenderal Sedang Hamil
KPK Dalami Airin sebagai Penikmat Korupsi Suami
Berapa Penghasilan Akil Mochtar Selama di MK?