TEMPO.CO, Jakarta - Berita tudingan penganiayaan oleh istri Brigadir Jenderal Purnawirawan Mangisi Situmorang terhadap pembantu rumah tangga (PRT) di rumahnya ramai dibicarakan. Kasus ini sudah ditangan polisi. Apalagi ada belasan pekerja domestik di rumahnya. (Baca: Keluarga Penganiaya PRT Bantah Penyekapan)
Menurut juru bicara keluarga Mangisi Situmorang, Victor W. Nadapdap, keluarga Mangisi memang mempekerjakan pembantu perempuan dan laki-laki. "Ada lima pembantu laki-laki dan sisanya perempuan," tuturnya.
Banyaknya pekerja domestik yang dipekerjakan di rumah tersebut, menurut Victor, karena keluarga Mangisi bermaksud akan mempekerjakan sebagian dari mereka di peternakan lele yang akan dibuat. "Seperti diketahui, kan, MS (Mangisi Situmorang) baru pensiun 2013 lalu dan berencana membuka peternakan lele," katanya. (Baca: Kasus Penganiayaan oleh Istri Jenderal, 12 Saksi Diperiksa)
Laporan tentang penganiayaan berasal dari Yuliana Lewer, seorang pekerja domestik di keluarga Mangisi yang telah keluar. Ia melaporkan majikannya ke polisi. Dalam laporannya, korban mengaku kerap dipukuli dan dicakar oleh istri Mangasi jika ada hal yang dianggap tak sesuai dengan keinginan majikan perempuannya itu.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal M. Iriawan mengatakan dugaan penganiayaan yang dilaporkan Yuliana masih diselidiki jajaran Polres Bogor Kota. "Kami masih melakukan pendalaman soal adanya dugaan kasus KDRT yang dilaporkan oleh Yuliana," katanya saat berada di Stasiun Besar Bogor, Kamis siang, 20 Februari 2014. (Baca: Polisi Usut Dugaan Penganiayaan di Rumah Jenderal)
M. Sidik Permana
Terpopuler:
Tekuk Arsenal, Lahm: Muenchen Belum Aman
Penemuan Alat Sadap di Rumah Jokowi 3 Bulan Lalu
Menjelang Pemilu, Rumah Dinas Jokowi Disadap
Risma Mundur, Salat Istikharah, Kisah Nabi Yunus